Sampai Oktober 2023 Ditemukan Kasus Enteritis Pada Empat Sapi dan Kambing di Kota Yogyakarta
Yogyakarta, suarapasar.com : Pemeriksaan Pelayanan Terpadu Kesehatan Hewan (Yanduwan) sampai dengan bulan Oktober 2023 menemukan empat hewan ternak sapi dan kambing di Kota Yogyakarta mengalami kasus enteritis.
Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sri Panggarti memgatakan kasus enteritis pada hewan ini ditemukan di wilayah Kelurahan Suryodiningratan, Kelurahan Sorosutan, Kelurahan Lowanu dan Kelurahan Bener.
Dimana salah satu diantaranya mengalami enteritis akut hingga menyebabkan kematian yakni di Kelompok Ternak Tri Handini Rejo, Bener, Tegalrejo Yogyakarta.
Sri Panggarti menjelaskan penyebab kasus enteritis ini dikarenakan terdapat cacing maupun bakteri pada hewan ternak yang kebanyakan adalah hewan ternak yang baru saja dibeli namun tidak diketahui riwayat sebelumnya.
Sri Panggarti mengimbau, kepada pemelihara dan pemilik hewan ternak untuk waspada terhadap kasus enteritis yang sewaktu-waktu dapat dialami pada hewan ternak maupun hewan kesayangan.
“Kasus enteritis ini bisa disebabkan antara lain dari parasit seperti cacing dan Protozoa. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh bakteri seperti Salmonella, E-Coli, Clostridium serta virus seperti Rotavirus, coronaviru. Jika tidak segera ditangani kasus enteritis bisa mengakibatkan kematian. Secara ideal penyebab enteritis bisa temukan dengan diagnosa laboratorium, baik itu pengecekan darah dan feses,”katanya, Rabu (18/10/2023).
Ia mengatakan, di Kota Yogyakarta kasus enteritis tidak terlalu banyak, dikarenakan kegiatan edukasi kepada pemilik hewan ternak dan langkah-langkah preventif selama ini sudah dilaksanakan, diantaranya dengan pelayanan kesehatan hewan terpadu.
“Tidak hanya penyakit enteritis saja yang perlu diwaspadai, namun penyakit lain seperti antraks, PMK, LSD dan lain sebagainya juga perlu diwaspadai. Dimana penyakit ini bisa menyerang kapan saja. Bahkan bisa mengalami kematian pada hewan,” tambahnya.
Untuk itu, ia menghimbau bagi pemilik hewan harus rutin memberikan obat cacing sesuai saran/pemeriksaan dokter hewan.
Selain itu pemberian minum maupun pembuatan sumber air harus jauh dari penampungan kotoran, agar bakteri tidak mencemari air minum yang bisa menyebabkan enteritis.
“Peternak diharapkan jeli dalam membeli hewan ternak, pastikan ada Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal dan pastikan ternak dalam kondisi sehat,”ujar Panggarti.
Sementara itu, Medik Veteriner Pertama Bidang Perikanan dan Kehewanan DPP Kota Yogyakarta Imam Abror mengungkapkan, hewan yang ditemui beberapa waktu lalu tersebut sehari sebelumnya mengalami gejala seperti diare, nafsu makan berkurang serta kembung. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel penyakit, hasilnya memang hewan tersebut terindikasi penyakit enteritis akut.
“Sapi ini sudah kita kubur di lokasi dekat kandang dengan pengawasan oleh tim URC beberapa hari yang lalu. Kemudian sapi-sapi lain yang masih dalam satu kandang dengan sapi yang mati dilakukan pengobatan untuk pencegahan berkaitan dengan penyakit infeksius bakterial,”ungkapnya.
Imam Abror menambahkan, jika pemilik mendapati ciri-ciri di atas untuk segera membawa hewan ternaknya ke dokter hewan, agar tertangani dan penyakit segera bisa disembuhkan.
“Saya berharap peternak untuk lebih peduli dengan kondisi hewannya dan lebih meningkatkan kompetensinya dalam mengelola atau membudidayakan ternaknya. Selain itu, juga lebih berhati-hati apabila akan memasukkan sapi baru dari luar Kota dan selalu minta SKKH dari daerah asal. Agar kejadian seperti sapi mati mendadak tidak terulang kembali,”katanya