26 Kapanewon Status Awas Kekeringan, Stasiun Klimatologi Yogyakarta Imbau Antisipasi Kelangkaan Air, dan Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan
Yogyakarta, suarapasar.com : Stasiun Klimatologi DI Yogyakarta kembali mengeluarkan peringatan dini kekeringan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kepala Stasiun Klimatologi D.I Yogyakarta, Reni Kraningtyas, S.P., M.Si. menjelaskan b<span;>erdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga tanggal 30 September 2023, telah terjadi potensi kekeringan meteorologis.
“Peringatan dini kekeringan meteorologis adalah berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya, dalam jangka waktu yang panjang dengan kurun waktu bulanan, dua bulanan dan seterusnya, periode ini hanya ada satu kapanewon yang status waspada, lainnya siaga dan awas,” terang Reni dalam siaran persnya, Sabtu, (30/9/2023).
Berdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga tanggal 30 September 2023 dan prakiraan peluang curah hujan 2 dasarian kedepan, maka terdapat potensi kekeringan meteorologis yaitu :
Status AWAS (telah mengalami hari tanpa hujan >61 hari dan prakiraan curah hujan rendah <20 mm/dasarian dengan peluang terjadi diatas 70%.): *Kab. Bantul* (Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Kasihan, Pundong, Sedayu, Sewon); *Kab. Gunungkidul* (Gedangsari, Girisubo, Karangmojo, Ngawen, Playen, Ponjong, Tepus, Wonosari); *Kab. Kulonprogo* (Girimulyo), *Kab. Sleman* (Berbah, Cangkringan, Depok, Gamping, Kalasan, Ngemplak, Pakem, Sleman, Turi).
Status SIAGA (telah mengalami hari tanpa hujan >31 hari dan prakiraan curah hujan rendah <20 mm/dasarian dengan peluang terjadi diatas 70%.): *Kab. Bantul* (Bambanglipuro, Kretek, Pandak, Piyungan, Srandakan); *Kab. Gunungkidul* (Nglipar, Paliyan, Panggang, Patuk, Rongkop, Semin, Tanjungsari); *Kab. Kulon Progo* (Galur, Kalibawang, Kokap, Lendah, Nanggulan, Panjatan, Samigaluh, Sentolo, Wates), *Kab. Sleman* (Minggir, Moyudan, Prambanan, Seyegan).
Status Waspada (telah mengalami hari tanpa hujan >21 hari dan prakiraan curah hujan rendah <20 mm/dasarian dengan peluang terjadi diatas 70%.): *Kab. Kulonprogo* (Temon).
Melihat kondisi yang ada, Reni mengimbau masyarakat serta pemerintah daerah yang berada dalam wilayah peringatan dini untuk mengantisipasi dampak kekeringan meteorologis.
“Diantaranya sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, antisipasi pengurangan ketersediaan air tanah (kelangkaan air bersih), serta antisipasi peningkatan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” katanya.
Sementara itu, droping air bersih terus dilakukan di wilayah terdampak kekeringan, seperti di Purwosari Girimulyo.
Koordinator TAGANA Girimulyo, Sutikno mengatakan pada Jumat, (29/9/2023) dalam satu hari pihaknya menyalurkan bantuan air bersih ke 4 titik di wilayah Kalurahan Purwosari,Girimulyo, Kulon Progo. Selain bantuan air bersih, bantuan terpal untuk kolam penampungan air juga bertambah.
“Hari Jumat itu kita 4 trip pengiriman air. Alhamdulillah juga terpal bertambah, sehingga wilayah yang sudah terpasang terpal untuk penampungan air ada empat titik, di wonosari RT 19, Ngaglik RT 27, Ngaglik RT 26, Penggung RT 29, penampungan menggunakan kolam terpal ini cukup membantu mempercepat proses penyaluran air, warga juga lebih mudah,tinggal mengambil di kolam bisa bersamaan tidak harus antre satu-satu seperti kalau dari tangki langsung ke jerigen warga, semakin banyak kolam terpal, semakin mudah,” katanya.
(wur/prg)