1001 Prajurit TNI Pria Membatik, Danrem 072 Pamungkas : Kukuhkan Kembali Batik Sebagai Kekayaan Bangsa Kita
Yogyakarta, suarapasar.com – 1001 prajurit TNI Pria membatik massal dalam acara Karnaval Abhinaya Abyakta Batik Jogja 2nd Series 2023. Gabungan prajurit TNI AD, AL, dan AU ini membatik di tengah Jalan Jenderal Sudirman, Yogyakarta, Senin, (2/10/2023).
Di tengah jalan, para prajurit duduk berkelompok masing-masing empat orang, dengan selembar kain putih berukuran 50×50 cm yang bermotif burung Phoenix. Masing-masing kelompok disediakan satu kompor dengan cairan malam di atas wajan kecilnya, dan masing-masing prajurit memegang canting. Aktivitas tersebut berlangsung sekitar 45 menit.
Kegiatan ini dalam rangka memperingati 14 tahun ditetapkannya Batik Indonesia sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi oleh UNESCO, yakni pada 2 Oktober 2009 yang kemudian diperingati sebagai Hari Batik Nasional.
Sekda DIY, Beny Suharsono menilai event ini sangat istimewa. DIY juga telah memiliki tiga warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO, yaitu keris, wayang dan batik.
“Untuk itu, menjadi tugas kita bersama untuk mengaktualisasi warisan budaya tak benda menjadi sebentuk etos atau karya, dalam berbagai bentuk dan media,” kata Beni
Beny menambahkan, transformasi dari mitos menjadi etos, dari tataran filosofi ke ranah praksis merupakan upaya pelestarian sekaligus pemberdayaan budaya.
“Tanpa ada upaya transformasi, budaya akan mengalami kemunduran, dan pada akhirnya sirna dari peradaban. Mari bersama kita lestarikan batik sebagai warisan budaya, agar eksistensinya terus terjaga,” ajak Beny.
Sementara itu, Perwakilan MURI, Sri Widayati mengapresiasi kegiatan spektakuler membatik oleh prajurit TNI pria terbanyak 1001 peserta.
“Tahun ke 14 batik ditetapkan sebagai karya agung warisan budaya tak benda untuk kemanusiaan oleh UNESCO. Kami, mengumumkan dan mengesahkan bahwa membatik oleh prajurit TNI pria terbanyak 1001 prajurit resmi tercatat di Museum Rekor Dunia MURI sebagai Rekor yang ke 11.264,” katanya.
Sri Widayati menyebut rekor MURI membatik oleh prajurit TNI pria terbanyak ini menunjukkan bahwa TNI bukan hanya alat pertahanan negara namun juga pewaris budaya.
“Wujud nyata TNI bukan hanya alat pertahanan negara, namun pewaris budaya yang mencerminkan kesetaraan gender , pria juga bisa membatik. Tentu sebagai bentuk menghormati tradisi kearifan lokal, melestarikan batik,” katanya.
Rekor ini juga diharapkan dapat menguatkan keberadaan Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia.
“Menumbuhkan kecintaan kebanggan terhadap warisan budaya dan sekaligus memperkuat eksistensi Yogyakarta sebagai kota batik dunia,” pungkasnya.
Komandan Korem 072/Pamungkas, Brigjen TNI Joko Purnomo menerima piagam penghargaan MURI tersebut. Sedangkan medali diterima oleh Senior Vice President Operations and Government Relations Accor Indonesia and Malaysia, Adi Satria serta plakat diterima oleh GM The Phoenix Hotel Yogyakarta, Rulvastina Randy.
Brigjen TNI Joko Purnomo mengaku bangga dengan pencatatan rekor Muri ini. Dukungan penuh ia berikan pada kegiatan ini sebagai upaya melestarikan batik sebagai warisan dunia.
“Kita kirim 1001 prajurit di event ini untuk mendukung pencatatan rekor Muri. Kita kukuhkan kembali batik sebagai kekayaan bangsa kita dan kita sosialisasikan ke masyarakat,” ujar Brigjen TNI Joko Purnomo.
Senior Vice President Operations and Government Relations Accor Indonesia and Malaysia, Adi Satria menuturkan, kolaborasi pihaknya dengan TNI ini sangat penting dalam rangka mempromosikan budaya luhur bangsa.
“Batik salah satu karya benda dan intelektual yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Kita harus bangga dan ayo lestarikan bersama,” tutupnya. (wur/prg)