JSP wajib menekankan solusi integratif berbasis kewilayahan
Yogyakarta suarapasar.com – Pembangunan Jogja Smart Province menekankan pada kolaborasi berbasis kewilayahan, tanpa meniadakan inisiasi dari Smart City/Smart Regency di kab/kota.
Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono dalam arahannya pada Rapat Konsolidasi Masterplan Jogja Smart Province (JSP) 2.0, Senin (02/10) di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta menjelaskan meski sudah memiliki capaian yang unggul, JSP wajib menekankan solusi integratif berbasis kewilayahan, melalui membutuhkan penguatan ekosistem data terpadu dalam satu platform (Jogja Center).
Penyusunan Masterplan Smart Province DIY sendiri telah melalui langkah panjang. Mulai dari pelaksanaan Digital Government Service (DGS) pada tahun 2006, dilanjutkan dengan penyusunan Master Plan Jogja Smart Service Province tahap satu pada tahun 2018. Master Plan ini sudah termuat di RPJMD tahun 2022/2027 dan menjadi salah satu program prioritas gubernur. Hal ini termuat secara tegas bersama dengan visi misi program kerja gubernur DIY.
Seperti diketahui, Smart Province adalah provinsi yang sudah mengembangkan dan mengelola berbagai sumber daya secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan berbagai permasalahan daerah melalui inovasi yang terpadu dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Provinsi DIY telah menerapkan hal ini sejak 2006 hingga saat ini.
“JSP telah menuju fase 2 yang merupakan kelanjutan dari fase pertama yaitu Digital Government Service. Ada 524 sistem informasi dari setiap kab/kota. Tugas kita adalah menyusun inovasi supaya tidak lagi muncul sistem baru dengan penguatan satu data,” terang Beny.
Setiap kabupaten/kota di DIY sudah memiliki Smart City yang sudah diorganisasikan dengan enam dimensi Smart Province. Enam dimensi ini berupa Smart Government, Smart Branding, Smart Economy, Smart Livini, Smart Society, dan Smart Environment. Ini bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi DIY yang juga dihadapi oleh kabupaten kota. Koordinasi dan kolaborasi secara kewilayahan juga menjadi domate dari smart province.
Beny seperti dikutip dari rilis Pemda DIY menjelaskan, akan ada helpdesk di Diskominfo yang bisa mengurai solusi-solusi kolaboratif dari berbagai permasalahan melalui pihak tenaga ahli dan tim penyusun. Hal ini tidak hanya bermanfaat untuk internal tetapi juga oleh masyarakat. Mereka diharapkan mendapatkan layanan satu klik sehingga pelayanan dan proses terjadi dengan cepat dan efisien.
“SK terkait JSP menunjukkan proses yang panjang untuk bisa sejalan dengan kebijakan Gubernur dan berhubungan dengan kab/ kota. Konsolidasi yang terlaksana hari ini bisa membuahkan karya berupa JSP,” papar Sekda DIY.
Kepala Diskominfo DIY, Hari Edi Tri Wahyu Nugroho menerangkan, hal yang lakukan saat ini tidak lepas dari dokumen perencanaan yang sudah dalam RPJMD 2022/2027. Hal ini sebagai upaya kita untuk mengkomplitkan apa yang ada dalam dokumen perencanaan dengan cara-cara inovatif yang dapat meningkatkan kualitas program yang telah direncanakan.
Bimtek Jogja Smart Province sendiri telah dilakukan sebanyak tiga kali. Bimtek pertama dilakukan pada 12 – 13 Juli 2023 dengan fokus diskusi analisis strategi. Bimtek kedua 23-24 Agustus 2023 membahas perumusan program pembangunan JSP (jangka pendek, menengah, dan panjang) serta perumusan rencana aksi JSP. Kemudian Bimtek ketiga 19 – 20 September dengan fokus diskusi finalisasi peta jalan JSP dan perumusan program-program quick wins. Selanjutnya bimtek terakhir yang akan dilaksanakan pada 14- 18 Oktober 2023 dengan agenda finalisasi dan konfirmasi ulang peta jalan, rencana aksi, dan program-program quick wins.
“Quick Win Smart Province merupakan program-program yang dalam waktu pendek/cepat dilaksanakan, membawa dampak perbaikan yang secara langsung dirasakan oleh masyarakat. Quick Win juga dipandang sebagai program unggulan pemerintah provinsi dalam usahanya mempercepat peningkatan pelayanan serta kualitas hidup masyarakat,” tutur Wahyu. (wur/drw)