Penyebaran Malaria Kembali Terjadi, Kulon Progo Luncurkan Program BUMI MEREKAH

Penyebaran Malaria Kembali Terjadi, Kulon Progo Luncurkan Program BUMI MEREKAH

Kulon Progo, suarapasar.com : Kasus malaria di Kulon Progo yang tidak kunjung mereda.

 

Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo,  dr. Sri Budi Utami, M.Kes, mengatakan Kabupaten Kulon Progo menjadi wilayah terakhir yang masih berusaha menuntaskan permasalahan Malaria.

 

Dijelaskannya, pada 31 Mei 2022 Kabupaten Kulon Progo telah mendapat sertifikat dan secara resmi berada pada status eliminasi sebagai wilayah yang bebas akan penyakit Malaria. Namun, pada saat yang sama, muncul kasus Malaria baru di Kapanewon Samigaluh dan penyebaran Malaria kembali terjadi.

 

“Bahkan pada tahun 2023 ini, masih ada delapan kasus malaria yang tersebar di Kapanewon Kokap, Pengasih, Samigaluh, Nanggulan, dan Galur yang diidentifikasi sebagai kasus impor,” kata  dr. Sri Budi Utami, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo saat peluncuran Program BUMI MEREKAH “Bersama untuk Membebaskan Malaria Indigenous di Menoreh hingga Sehat dan Sejahtera”. di ruang rapat Sermo Komplek Pemkab Kulon Progo, Selasa, 03/10/2023.

 

Sri Budi Utami menyatakan Program BUMI MEREKAH “Bersama untuk Membebaskan Malaria Indigenous di Menoreh hingga Sehat dan Sejahtera” menjadi salah satu upaya menuntaskan permasalahan Malaria di Kulon Progo.

 

 

Lebih lanjut Sri Budi Utami, M.Kes, menuturkan bahwa penyebab dari sulitnya pemberantasan Malaria berasal dari kegiatan kemasyarakatan, festival budaya, dan aktivitas wisata yang bergerak atau berjalan pada malam hari.

 

“Selain itu, adapun yang menjadi faktor eksternalnya yakni dari kedatangan warga dari daerah lain ke Kulon Progo. Sebagai contoh PT yang bergerak di bidang Pengeboran yang kerap mengirimkan karyawannya ke lokasi yang menjadi daerah endemis malaria,” tutur dr Sri Budi seperti dikutip dari pers rilis humas kulon progo.

 

Kadinkes juga menyebut perlunya komitmen seluruh warga masyarakat untuk menuntaskan masalah malaria ini.

 

“Saat ini wilayah Kulon Progo berada pada status eliminasi. Sehingga untuk mencapai tahap berikutnya, tahap pemeliharaan, dibutuhkan komitmen dari seluruh warga masyarakat,” tandasnya.

 

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah, Jazil Ambar Was’an berharap agar seluruh komponen pemerintahan daerah, tenaga kesehatan, maupun masyarakat Kulon Progo memiliki kesadaran akan bahaya Malaria yang berpotensi mengancam nyawa.

 

“Masih mewabahnya kasus malaria  ini di wilayah Kulon Progo tidak hanya menjadi tugas pihak dinas kesehatan, namun juga menjadi tanggung jawab kita semuanya”kata Jazir Ambar Was’an. (drw/wur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *