Omset Hanya di Titik Impas , Pertashop Tejogan Tetap Buka

Omset Hanya di Titik Impas , Pertashop Tejogan Tetap Buka

Suarapasar.com, Kulon Progo : Pertashop telah hadir di Perbukitan Menoreh, tepatnya di Padukuhan Tejogan, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo, selama 2,5 tahun terakhir.

Pertashop hadir sejak Maret 2021 lalu atas inisiasi PD Muhammadyah Kulon Progo, dengan 40 persen saham milik warga sekitar lokasi Pertashop.

Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadyah Kulon Progo, Sapardiyono mengakui pada tahun pertama penjualan cukup bagus mencapai 500 hingga 600 liter per hari. Bagi hasil untuk warga sekitar pemilik saham mencapai 15 persen total modal.

“Tahun pertama pertashop saat pertamax harganya 10 ribu dan pertalite 7500 kita masih untung. omset kita 500-600 per hari ada ketuntungan tahun pertama 15 persen total modal,” katanya.

Pertashop Tejogan tetap buka meski omset hanya menyentuh batas impas

Usaha pertashop yang mampu memberikan dampak positif ekonomi warga ini bukan tanpa kendala. Pasca adanya kenaikan harga pertamax sehingga terjadi disparitas harga cukup tinggi dengan pertalite, penjualan menurun hanya 250 liter per hari.

” Tahun kedua ketiga tidak ada SHU bagi hasil diberikan ke warga karena tidak ada pemasukan. impas pendapatn sama BEP. kenapa omset turun ? Harga pertalite dentan pertamax selisih jauh masyaralat enggan pakai pertamax,” terangnya.

Selain tingginya disparitas harga, penurunan ini juga dipicu masih banyaknya penjual pertalite eceran di tingkat masyarakat, padahal hal ini melanggar aturan. Pertalite telah ditetapkan sebagai Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan dimana SPBU hanya dapat menyalurkan BBM kepada pengguna akhir dan dilarang menyalurkan BBM kepada pengecer yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Meski ada kendala yang berdampak pada penurunan omset, Sapardiyono menyebut demi melayani masyarakat perbukitan Menoreh, Pertashop tetap buka hingga kini meski omset yang diperoleh sebatas titik impas semata.

Pertashop Tejogan

“Kenyataannya masih banyak pertalite diecer ditingkat warga. Padahal kan sesuai aturan tidak dibolehkan pertalite diecer dijual warga. pertalite dijual di spbu saja. Sekarang ya masih impas masih nutup BEP, kita masih tetap buka, tapi jika seperti ini terus, kalau ke depan disparitas harga pertalite dan pertamax juga masih jauh, pertashop akan sulut berkembang,” tandas Sapar.

“Kami mendorong agar ada tindakan tegas kepada SPBU yang melayani penjualan pertalite untuk dijual lagi itu, agar usaha Pertashop ini kan ya dampaknya untuk ekonomi masyarakat juga, kalau bagus ya masyarakat untung juga,” pungkasnya. (wur/drw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *