Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) kembali hadir Hingga 10 Maret

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) kembali hadir Hingga 10 Maret

Yogyakarta, suarapasar.com : Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) kembali hadir dan akan berlangsung mulai 4 hingga 10 Maret 2024 berlokasi di Hoo Hap Hwee atau Perkumpulan Budi Abadi, Bintaran Wetan Gunungketur dengan mengusung tema Lestari Budaya Bagi Negeri.

 

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo menyampaikan apresiasi atas konsistensi PBTY, selama 19 tahun menjadi even tahunan dan selalu ditunggu-tunggu masyarakat juga wisatawan.

 

“Ini menjadi karya yang cantik dan menarik, untuk dinikmati masyarakat dengan sajian khas PBTY dengan pertunjukan budaya hingga bazar kulinernya. Melalui tema tahun ini menghadirkan satu hal yang berbeda yaitu lebih kental dengan edukasi dan sejarah melalui pameran yang disuguhkan,” kata Singgih Raharjo saat pembukaan PBTY 2024 di Hoo Hap Hwee, Senin (4/3/2024) malam.

 

Menurutnya PBTY menjadi satu event yang bisa memberikan gambaran juga edukasi kepada masyarakat luas, bagaimana budaya Tionghoa di Kota Yogyakarta sudah berakulturasi dengan budaya Jawa.

 

“Melalui pameran yang ada di PBTY tentunya akan memberikan wawasan juga pengetahuan bagi masyarakat. Kemudian dengan atraksi yang disajikan, akan semakin menarik perthatian pengunjung untuk datang. PBTY juga menjadi penggerak even ekonomi kreatif dan pariwisata di Kota Yogyakarta,” terangnya.

 

Pihaknya juga mengajak kepada pengunjung untuk ikut serta mempromosikan dan mengajak masyarakat luas, melalui media sosial agar semakin banyak yang datang ke PBTY yang akan berlangsung selama tujuh hari.

Foto.Pembukaan PBTY (humaskotayogya)

Paniradya Pati Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho menyampaikan PBTY menjadi pembuktian betapa kayanya keragaman suku bangsa dan budaya yang hidup di Yogyakarta. PBTY diharapkan menjadi momen spesial seiring transformasi signifikan dari segi konsep penyelenggaraannya.

 

“Pendidikan tanpa batas sangat relevan dengan konsep PBTY tahun ini di mana menghubungkan masa lalu, kini dan masa depan, salah satunya tentang batik peranakan yang jadi simbol akulturasi Jawa dan Tionghoa. Mari jadikan PBTY untuk momen belajar, berbagi dan merasakan kekayaan budaya Jogja,” ujarnya.

 

Ketua Panitia PBTY 2024, Ernest Lianggar Kurniawan menjelaskan, gelaran kali ini lebih mengedepankan edukasi budaya Tionghoa Mataram yang belum banyak dikenal masyarakat. Di mana ada ruangan yang dibuat seperti museum dan ruang pameran yang disajkan.

 

“Kalau di tahun-tahun sebelumnya PBTY berlangsung di Kawasan Ketandan yang lebih banyak mengedepankan pertunjukan kesenian, kali ini bergeser ke Perkumpulan Budi Abadi yang mengutamakan edukasi tentang budaya-budaya Tionghoa yang belum banyak dikenal masyarakat, seperti barongsai dari masa ke masa, meja sembahyang beserta isinya, serta banyak budaya lainnya,” jelasnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *