Ekonomi DIY 2024 Diprakirakan Tetap Kuat

Yogyakarta, suarapasar.com : Sejalan dengan perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi DIY didorong oleh masih kuatnya permintaan domestik disertai kunjungan wisatawan ke DIY. Pada tahun 2024, perekonomian DIY diprakirakan tetap kuat dengan berada pada kisaran 4,8-5,6% (yoy).

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pun berharap selain melihat perkembangan makro ekonomi, juga harus melihat sisi mikro ekonominya. Hal ini sebagai upaya bersama dalam membangun perekonomian di DIY yang lebih baik.

“Di dalam perkembangan ekonomi yang ada di DIY, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Karena selama ini Bank Indonesia serius untuk bekerja sama dalam upaya kita membangun perekonomian di DIY,” ungkap Sri Sultan saat Rapat Internal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, pada Senin (09/07/2024).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Ibrahim menyampaikan, perekonomian DIY triwulan I 2024 tumbuh 5,02% (yoy). Hal ini lebih tinggi dibandingkan capain pada triwulan IV 2023 yang sebesar 4,86% (yoy) dan menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi di pulau jawa.

“Beberapa faktor pendorong pertumbuhan ekonomi DIY triwulan 1 2024 diantaranya adalah permintaan masyarakat yang meningkat di momen bulan Ramadhan. Kemudian juga pergeseran waktu pemberian THR kepada ASN/TNI/Polri/Pensiunan yang cair pada triwulan I 2024 dari tahun sebelumnya yang dilakukan pada triwulan II 2023, serta pelaksanaan kegiatan rangkaian Pemilu,” kata Ibrahim.

 

Terkait dengan sektor unggulan perekonomian DIY, Ibrahim menyebut struktur ekonomi DIY cenderung tidak mengalami banyak perubahan selama 10 tahun terakhir. Berdasarkan lapangan usaha, ekonomi DIY didominasi oleh Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar 11,81%. Pun LU Industri Pengolahan LU Pertanian juga menjadi penyumbang kedua terbesar dalam ekonomi DIY. Komoditas unggulan pertanian DIY antara lain padi, aneka cabai, bawang merah, dan jagung.

 

Ibrahim menambahkan masih ada beberapa tantangan terkait ketimpangan antar kabupaten kota. Diperlukan fokus pengembangan ekonomi yang lebih merata untuk meningkatkan PDRB per kapita di daerah yang saat ini tertinggal, sambil mendorong pertumbuhan di daerah yang sudah maju.

“Terdapat ketimpangan ekonomi di DIY, dengan Kota Yogyakarta dan Sleman memiliki PDRB per kapita yang tinggi tetapi pertumbuhan yang lebih lambat, sementara daerah seperti Gunungkidul dan Kulon Progo menunjukkan potensi perkembangan dengan pertumbuhan PDRB yang tinggi meskipun PDRB per kapita mereka lebih rendah,” terang Ibrahim.

Ibrahim juga menyebut kenaikan UMP DIY tahun 2024 sebesar 7,27%, juga dapat meningkatkan daya beli masyarakat, yang secara langsung dapat memacu konsumsi domestik di sektor ritel dan jasa.

“Selain itu, proyek-proyek besar seperti pembangunan kawasan wisata, jalan, di tempat publik terus berlangsung di DIY. Ini akan semakin menguatkan pertumbuhan ekonomi di DIY pada tahun 2024 ini,” pungkasnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *