Enam Bulan Pindah Dari Alun-alun Sewandanan Ke Rooftop Pasar Sentul, Pedagang Keluhkan Sepinya Pengunjung

Enam Bulan Pindah Dari Alun-alun Sewandanan Ke Rooftop Pasar Sentul, Pedagang Keluhkan Sepinya Pengunjung

Yogyakarta, suarapasar.com : Pedagang Pujasera Pasar Sentul menyampaikan aspirasi ke DPRD Kota Yogyakarta, Jumat (18/10/2024).

Mereka mengeluhkan sepinya pengunjung dan pembeli di pusat kuliner yang berada di area rooftop Pasar Sentul.

 

Ketua Paguyuban Pedagang Aldi Amini menjelaskan selama hampir enam bulan berjualan di rooftop Pasar Sentul baru, para pedagang yang sebelumnya berjualan di area Alun-alun Sewandanan komplek Pakualaman justru merugi karena sepinya pengunjung.

 

“Leboh lagi, dalam kondisi yang sudah terpuruk ini, di sisi lain kami para pedagang Pujasera Pasar Sentul juga dikejar-kejar petugas untuk membayar tagihan retribusi yang diakumulasikan sejak Juni hingga Desember, dengan nominal tagihan mencapai sekitar Rp 2,25 juta tiap pedagang,” katanya.

 

Dijelaskannya, nominal retribusi yang harus dibayarkan itu sudah terpotong keringanan retribusi periode Juni hingga Agustus sebesar 75 persen dan September hingga Desember sebesar 50 persen.

 

“Sehingga besaran retribusi reguler bisa jauh lebih besar atau mencapai sekitar Rp 700.000 hingga Rp 800.000 per bulan. Dan retribusi kami ini nilainya paling tinggi jika dibandingkan para pedagang lain yang menempati los di lantai satu atau dua,” tuturnya.

Para pedagang juga mempertanyakan adanya tagihan retribusi yang dibebankan kepada mereka, apalagi mereka belum menandatangani MoU penggunaan kios maupun mendapatkan kartu bukti pedagang (KBP). Tidak sedikit pula pedagang yang dihubungi secara pribadi untuk membayar secara tunai.

 

“Intinya kami datang kesini menyampaikan keluhan aspirasi kami. Kami ini kondisinya belum pulih bahkan merugi. Kami berharap ada keringanan fiskal atau bahkan penghapusan retribusi sampai omset pulih,” tutur Aldi.

Selain masalah retribusi, para pedagang Pujasera Rooftop Pasar Sentul juga mengeluhkan desain pusat kuliner Pasar Sentul. Berbeda dengan Pasar Prawirotaman, pengunjung di Rooftop Pasar Sentul tidak bisa menikmati pemandangan luar karena tertutup dinding.

 

Pedagang juga mempersoalkan tidak adanya akses wifi serta CCTV yang menjamin keamanan pedagang maupun pengunjung.

 

“Bagaimana mau ramai, tidak ada papan penunjuk Pujasera Rooftop Pasar Sentul ini, sehingga masyarakat tidak mengetahui adanya Pujasera di Sentul ini. Realisasi kursi untuk area Pujasera pun jauh dari janji yang pernah diucapkan,” urainya.

Wakil Ketua Sementara dari Fraksi Partai Gerindra, Sinarbiyat Nujanat menjelaskan khusus mengenai retribusi, sepanjang belum ada MoU maupun KBP yang diterima oleh pedagang maka belum menjadi kewajiban untuk dibayarkan. Sepanjang hak pedagang belum ditunaikan dengan baik maka tidak sepatutnya menagih-nagih retribusi. “Kami selaku dewan saat ini akan tegas mengenai hal ini. Kenapa kewajiban pedagang kok dikejar-kejar sementara haknya belum diberikan. Tetapi kami juga tidak segan memberikan apresiasi sepanjang sebagai pelayan masyarakat bisa ditunaikan,” tegasnya.

Sinar juga menilai jajaran Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta tidak bisa memahami kondisi di lapangan. Ia pun berjanji segera memanggil instansi terkait untuk membahas persoalan ini.

 

“Jangan-jangan kepala dinasnya hanya di kantor saja. Tidak pernah terjun ke lapangan. Kalau seperti ini lantas bagaimana. Intinya pedagang harus nyaman. Jangan merasa takut dan khawatir. Setelah ini akan kami undang instansi terkait,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *