Jelang Nataru, TPID Pantau Stok & Harga Bahan Pokok di Pasar Wates
Kulon Progo, suarapasar.com – Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru 2025, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY melakukan pemantauan ketersediaan dan harga bahan pokok di pasaran. Pemantauan pada Rabu, (4/12/2024) Pasar Wates, Kulon Progo.
Berdasar pemantauan, hampir semua pasokan bahan pokok di Kabupaten Kulon Progo terbilang aman dengan harga cenderung stabil.
“Stok terutama beras, sudah sangat cukup dan aman pada Natal dan Tahun Baru nanti,” kata Yuna Pancawati, Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (APSDA) Setda DIY, saat pemantuan stok & harga bahan pokok di Pasar Wates, Kulon Progo, Rabu, (4/12/2024).
Selain kondisi stok yang relatif aman, harga beras juga cenderung stabil. Beras medium dijual dengan harga Rp. 11.800,00. Sedang beras SBHP seharga Rp 12.000,00 dan beras premium di harga Rp 15.000,00.
Diakui Yuna, ada kenaikan harga pada komoditas bawang merah, dari harga sebelumnya yaitu antara Rp30.000,00 – Rp 35.000,00, lalu sekarang di harga Rp 40.000,00 – Rp 42.000,00. Kenaikan harga bawang merah ini dipengaruhi musim panen yang sudah berlalu. Kondisi ini pun menjadi perhatian, agar tidak terjadi kelangkaan stok.
“Bawang merah menjadi perhatian karena kenaikannya cukup lumayan. Tapi ada pasokan bawang merah yang didatangkan dari Bima. Ini diharapkan bisa ada kerjasama antar daerah dengan Kabupaten Kulon Progo dengan Bima itu akan lebih intensif lagi inisiasinya. Karena Bima memang merupakan daerah produksi bawang merah,” terangnya.
Adapun berdasar pantauan, untuk komoditas cabai keriting harga Rp 15.000,00. Cabe rawit ada di antara Rp 20.000,00 – Rp 25.000,00, bawang putih harga stabil di Rp 40.000,00/kg. Telur tetap di harga Rp 25.000,00-Rp 26.000,00. Ayam tetap pada harga Rp 35.000, dan ikan juga tidak mengalami perubahan harga, begitu pula dengan daging sapi.
Yuna menambahkan, berdasar pantauan di Gunungkidul, dan Kulon Progo pada Selasa – Rabu, (3-4/12/2024), saat ini daya beli masyarakat memang sedikit menurun.
“Kita upayakan bagaimana bisa meningkatkan daya beli masyarakat kepada pedagang-pedagang ini, dengan harga-harga yang memang sebenarnya ada kenaikan, namun tidak tinggi. Insya Allah untuk daya beli akhir tahun naik lagi karena ada Natal dan tahun baru, ada liburan panjang juga. Mudah-mudahan daya beli lebih meningkat,” harapnya.
TPID DIY juga melakukan pemantauan ke Gapoktan Beras Ngesti Raharjo, Ngestiharjo, Wates.
Gapoktan ini juga sudah menerapkan teknologi canggih yang mampu mengeringkan gabah tanpa tergantung musim dan cuaca. Pengeringan gabah dilakukan dengan mesin otomatis di dalam ruangan, dengan kurun waktu kurang dari 24 jam sebanyak 8 ton, dengan kadar air hanya 12%.
Gapoktan tersebut juga sudah memiliki Rice Milling Unit (RMU) atau penggiling padi.
“Gapoktan beras Ngestiharjo minggu ini tersedia 100 ton gabah dan ini mencukupi sampai dengan Februari. Di sana juga sangat bagus sekali karena ada RMO yang baru sehingga hilirisasi pangan ini bisa terorganisir dengan baik,” jelas Yuna.
Pemantauan dilanjutkan ke Pangkalan LPG Uni Suswantoro di Temon.
“Alhamdulillah semua masih aman, harga tetap terkendali. mudah-mudahan lancar. Penjualan juga tetap sesuai dengan prosedur,” kata Yuna. (wds/drw)