Kunjungi Rengasdengklok, DPRD DIY Ajak Pahami Sejarah & Makin Cinta Indonesia
Karawang, suarapasar.com : Komisi A DPRD DIY bersama Wartawan Unit DPRD DIY mengunjungi Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong di Dusun Kalijaya I RT 001/RW 009, Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Jumat, (6/12/2024).
Rumah Djiauw Kie Siong ini penuh dengan kisah perjuangan meraih kemerdekaan. Babah Djiauw Kie Siong seorang petani Rengasdengklok yang sungguh berani meminjamkan rumahnya untuk rumah singgah para pejuang kemerdekaan, para pendiri bangsa ini. Padahal tentu hal itu sangatlah beresiko.
Di Rumah Djiauw-Kie Siong Rengasdengklok Karawang ini, Bung Kamo dan Bung Hatta, pada tanggal 15 Agustus 1945 sekitar jam 17.00 sampai , diinapkan oleh para pemuda (Sukarni, Singgih dkk.) yang men”culik” mereka dalam rangka menuntut agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan segera. Di rumah itu juga naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibahas, dipersiapkan dan ditulis.
Rumah tersebut saat ini dinamakan “Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong” yang dirawat oleh cucu Babah Djiaw ya, Janto Djoewari dan istrinya Lanny.
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menjelaskan yang utama dari perjalanan kunjungan ke Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong ini adalah belajar untuk lebih mengerti tentang sejarah dan pengorbanan.
“Bagaimana semangat, daya tahan atas tekanan dari para penjajah pada saat itu yang begitu kuat sehingga kalau kita membaca dari sejarah dari kita menyaksikan secara langsung bersama rombongan datang sebelum buka puasa di sini dan berbuka puasa bersama pada saat itu ada tiga hal yang menurut saya penting untuk jadi teladan yang pertama adalah Bung Karno Bung Hatta, Ahmad Soebardjo, Soekarni kemudian tokoh-tokoh yang lain begitu rela berkorban dengan tidak mempertimbangkan lagi keselamatan dirinya karena dari Jakarta ke sini kan melalui pos penjagaan yang begitu banyak balik ke Jakartanya juga melewati pos. Dan itu beresiko sangat besar pada saat itu,” terang Eko Suwanto, Jumat, (7/12/2024).
Peristiwa Rengasdengklok juga merupakan kehendak keinginan untuk merdeka.
“Menunjukkan betapa kepahlawanan itu lahir dari satu niat satu kehendak yang kuat untuk memerdekakan Republik Indonesia dengan tidak lagi mempertimbangkan keselamatan diri maupun keluarganya,” lanjut Eko.
Sejarah peristiwa Rengasdengklok termasuk adanya Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong, menunjukkan betapa menjaga Indonesia itu penting. Eko Suwanto pun berharap dukungan sarana prasarana infrastruktur pendukung museum.
“Maka kami juga berharap museum ini oleh pemerintah pusat bisa dibantu untuk kemudian mulai dari infrastruktur jalan yang masuk dan lain-lainnya itu harus disempurnakan sebagai satu penghargaan kepada pahlawan bangsa yang kemudian memerdekakan kita semua,” tandasnya.
Ummarudin Masdar, Wakil Ketua DPRD DIY, mengatakan Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong merupakan salah satu tempat yang sangat bersejarah.
Kunjungan ke Rengasdengklok ini diharapkan menambah pemahaman sejarah perjuangan bangsa, dan membuat semakin mencintai Indonesia.
“Di sini tempat sangat bersejarah. Disini mungkin pertama kali muncul tagline proklamasi harga mati. Ini penting, tanpa sejarah kita mungkin tidak bisa menjadi bangsa yang besar seperti ini dan dengan perjuangan mereka kita bisa tetap bersatu dengan Pancasila dan apapun itu adalah ideologi yang menyatukan kita semua sebagai bangsa dan dari sini juga kita bisa belajar betapa para pemimpin bangsa dulu pendiri bangsa berjuang untuk menyatukan bangsa mendirikan bangsa dan menegakkan kemerdekaan termasuk di rumah ini,” kata Umarudin Masdar.
“Semoga kunjungan ini bisa menambah pemahaman kita tentang sejarah menjadi lebih utuh sehingga pemahaman kita tentang sejarah Pancasila dan kemerdekaan Indonesia juga lebih utuh, membuat kita lebih mencintai bangsa ini,” lanjutnya. (wds/drw)