Kebijakan Reformasi Sebagai Konsekuensi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Sleman, suarapasar.com – Pemda DIY berkeyakinan peningkatan kesejahteraan masyarakat akan lebih efektif jika digerakkan mulai dari tingkat desa. Untuk itulah kebijakan reformasi kelurahan/kalurahan dicanangkan demi meraih konsekuensi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini diungkapkan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X saat Penyerahan Penghargaan Lomba Desa Wisata Tingkat DIY Tahun 2023 pada Senin, 21 Agustus 2023 di Hotel Eastparc.
“Pemda DIY sejak awal telah mencoba membantu perekonomian di desa untuk merintis agar desa-desa di DIY bisa tumbuh dan berkembang,” ungkap Sri Sultan.
Sri Sultan mencoba pertumbuhan ekonomi di Jogja diturunkan di tingkat kecamatan, sehingga desa punya kewajiban membuka lapangan kerja baru. Dan bagi para Lurah, sudah ditegaskan, tidak ingin mengulang kembali fakta-fakta masa lalu, di mana di desa tidak ada lapangan pekerjaan selain petani dan nelayan.
Sri Sultan mengakui, Pemda DIY sudah sejak lama membantu pengembangan desa mandiri budaya seperti Nglanggeran dan Mangunan. Namun dalam pengembangan desa mandiri, Sri Sultan berharap disertai dengan perubahan pola pikir masyarakatnya yang harus lebih kreatif, inovatif dan memiliki manajemen yang baik.
“Dengan reformasi kalurahan telah menjadi kebijakan, harapannya desa tidak hanya mengharapkan bantuan. Tapi masyarakat bersama Lurah dan perangkat desa memiliki sistem manajemen yang baru, yang bisa membuka lapangan kerja baru, tergantung dari potensi desanya. Sehingga tanpa membedakan, semua bisa berkembang,” imbuh Sri Sultan.
Sri Sultan berharap, kelompok-kelompok masyarakat di desa yang terdiri dari berbagai sektor bisa bersatu mengembangkan potensinya untuk maju dan mandiri bersama tanpa meninggalkan budaya lokal sebagai pijakan. Sri Sultan pun mengucapkan selamat kepada para pemenang Penghargaan Lomba Desa Wisata Tingkat DIY Tahun 2023.
“Selamat bagi mereka yang bisa mengembangkan diri dan memberikan ruang pada desa untuk tumbuh dan berkembang, seperti apa yang kita harapkan dalam program desa mandiri budaya,” kata Sri Sultan.
Sri Sultan pun menyerahkan sendiri Penghargaan Lomba Desa Wisata Tingkat DIY Tahun 2023 kepada para pemenang. Untuk kategori Desa/Kampung Wisata, juara I diraih Desa Wisata Purwosari Kulon Progo, juara II diraih Desa Wisata Bendung Gunungkidul, juara III oleh Kampung Wisata Sosromenduran Kota Yogyakarta.
Sedangkan kategori Homestay diraih oleh Homestay Sutriyanto Kulon Progo untuk juara I, juara II oleh Homestay Eling lan Tresno Kota Yogyakarta, serta juara III oleh Homestay Mawar Kulon Progo. Pada kesempatan ini dilakukan pula penandatanganan Komitmen Bersama Stakeholder Pariwisata Tahun 2023 tentang Pengembangan Desa Wisata DIY Menuju Desa Wisata Berkelas Dunia untuk Yogyakarta Istimewa.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengatakan, proses penilaian untuk penghargaan desa wsiata ini sudah dimulai dari awal tahun 2023 sampai hari ini. Beberapa aspek dalam mekanisme penjurian juga menjadi tantangan tersendiri bagi tim juri. Berbagai upaya dilakukan tim juri guna memperoleh realitas yang sesungguhnya aktivitas dan kondisi desa wisata.
“Terkadang sampai harus menyamar agar mendapatkan data riil. Kami berharap apa yang terlihat ini memang benar-benar hasil pembinaan dan pendampingan dari stakeholder. Dan mekanisme penjurian juga menggunakan standar ASEAN yang telah tersertifikasi, demi mendorong desa wisata di DIY menuju desa wisata berkelas dunia,” ungkapnya.
Singgih berharap, perolehan kemenangan dari Penghargaan Lomba Desa Wisata ini bukan menjadi tujuan pengelolaan desa wisata di DIY, tpi menjadi bonus dari berbagai upaya yang telah dilakukan.
“Jadikan penghargaan ini sebagai bonus, bukan tujuan utama pengembangan desa wisata. Karena penghargaan ini merupakan apresiasi dari kami atas jerih payah memajukan desa atau kampung wisata,” imbuhnya.(wds,prg)