Difagana dan “Gadis Manis” Lima Besar PKRI 2024
Yogyakarta, suarapasar.com : Difagana dan “Gadis Manis” hari ini dipresentasikan dan wawancara lima besar PKRI 2024 dihadapan Tim Penilai Independen Penyelenggaraan Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi Pelayanan Publik (PKRI) 2024. Acara yang digelar secara daring ini dihadiri oleh Kepala Dinas Sosial DIY, Kepala Dinas Kesehatan DIY, Kepala Biro Organisasi DIY dan Kepala Bapeljamkesos DIY, bertempat di Gedung PKK, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (15/07/2024).
Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih menjelaskan Difabel Siaga Bencana (Difagana) adalah pionir penanggulangan bencana berbasis inklusi pertama di Indonesia, diinisiasi oleh Dinas Sosial DIY. Berawal dari adanya kesulitan yang dialami oleh para difabel korban Erupsi Merapi 2010 di pengungsian, melahirkan ide gagasan peer to peer. Bagaimana difabel sebagai subjek dan dengan tidak adanya diskriminasi mereka bisa memberikan sumbangsih, dari objek (yang dilayani) menjadi subjek (yang melayani). Difagana bersama Dinas Sosial DIY bekerjasama secara kontinyu melakukan penanganan-penanganan masalah sosial, tidak terbatas pada saat terjadi bencana.
“Difagana itu ada dan berkarya di DIY dalam penanganan kebencanaan dan penanganan kepada para penyandang masalah kesejahteraan sosial. Mereka dari wilayah di kabupaten/kota dan juga di provinsi,” ucapnya.
Tujuh tahun lebih Difagana berkarya, sudah banyak pengembangan, inovasi yang mereka lakukan dalam penanganan kebencanaan khususnya bagi difabel. Mulai dari Difagana masuk sekolah, Difagana masuk komunitas, Difagana Bengkel Kendaraan Disabilitas sebagai sarana evakuasi, juga narasumber penanggulangan bencana inklusi nasional dan internasional. Tak hanya itu, pada tahun 2018 Difagana membawa misi kemanusian gempa Lombok, 2019 Difagana sebagai pendamping korban gempa, tsunami dan likuefaksi Palu, Sulteng. Pada 2020-2021 Difagana ikut serta sebagai penggiat vaksinasi disabilitas dan dukungan difabel penyintas Covid-19.
“Mereka sekarang ini sudah menjadi mentor, narasumber diberbagai kesempatan, baik itu lokal, nasional maupun internasional, jadi mereka sudah mendunia,” tutur Endang.
Dinas Sosial DIY terus mendorong bagaimana Difagana dapat bermanfaat bagi masyarakat dan komunitasnya.
“Kita selalu mengingatkan kepada mereka, memberikan motivasi bahwa “Urip Iku Kudu Urup” jadi hidup itu harus bisa bermanfaat bagi orang lain. Nah ini yg kita semangatkan kepada mereka dan sekarang mereka sudah banyak berinovasi, bagaimana membuat sistem, bagaimana melakukan perekrutan, bagaimana meningkatkan kapasitas SDM-nya. Inilah yang terus kita dorong untuk Difagana, mudah-mudahan Difagana selalu memberi manfaat dari DIY untuk Indonesia dan untuk dunia tentunya,” tuturnya.
Sementara itu, drg. Pembajun Setyaningastutie, M.Kes., Kepala Dinas Kesehatan DIY pada saat presentasi menyampaikan terkait inovasi pelayanan homecare Disabilitas “Gadis Manis” (Menjaga Disabilitas Bermasalah Kronis).
Program “Gadis Manis” adalah inovasi jaminan kesehatan khusus penyandang disabilitas terpadu, inovasi pelayanan secara online, yakni pelayanan one stop service.
Bantuan yang diberikan kepada para disabilitas tersebut adalah dalam rangka memandirikan disabilitas supaya dapat merasakan atau mengakses seluruh pelayanan yang mereka butuhkan, sehingga kedepannya mereka tidak bergantung pada orang lain dan dapat turut serta membangun DIY.
“Kita bangun dan kita kuatkan mereka supaya mereka punya arti” jelasnya.
Inovasi dari Dinas Kesehatan adalah jaminan kesehatan disabilitas terpadu “Gadis Manis”, yaitu menjaga kondisi disabilitas dari dari hal-hal atau penyakit-penyakit kronis.
Pembajun menyebut diabetes militus dan hipertensi juga bisa menjangkit atau berdampak pada penyandang disabilitas.
“Para penyandang disabilitas dengan kondisi yang cukup lama tidak menutup kemungkinan mengalami penyakit-penyakit kronis, karena kurangnya aktivitas dan kemungkinan kurangnya variasi atau kurang seimbangnya asupan makanan,” terangnya.