Ditinjau Sultan HB X, Fly over Triharjo Embrio Jalan Lingkar Kota Wates

Ditinjau Sultan HB X, Fly over Triharjo Embrio Jalan Lingkar Kota Wates

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meninjau pembangunan flyover Triharjo, Kulon Progo, Senin, (15/1/2024).

Kepala Bidang Bina Marga DPUPKP Kulon Progo, Agustinus Nurcahyo Budi Wibowo mengatakan, fly over Triharjo ini merupakan embrio untuk membangun rencana Jalan Lingkar Kota Wates yang berada di sebelah barat. Nantinya juga akan menjadi akses sebagai penyambung dari exit tol Wates ke arah jalan nasional. Keberadaan fly over ini nanti akan menghubungkan berbagai fasilitas umum seperti kampus UNY kemudian juga kampus FRC UGM, RSUD Wates dan beberapa potensi aktivitas masyarakat di sekitar.

 

 

 

 

 

“saat ini dari Kota Wates belum terdapat lalu lintas yang layak untuk angkutan berat. Diketahui akses paling dekat dari timur berada melewati underpass. Adanya fly over, diharapkan dapat dilewati oleh kendaraan angkutan berat tersebut,” kata Nurcahyo.

 

 

 

 

 

“Mengapa kita pilih fly over, karena yang paling ideal. Untuk tahun ini, kita akan menyusun DEDnya dari jalan nasional sampai exit tol Wates. Tahun kemarin kita baru susun studi kelayakannya,” tambahnya.

Nurcahyo menjelaskan, panjang fly over dari jalan nasional hingga exit tol ini sekitar 4,5 km. Sebagian sudah ada jalan sehingga memanfaatkan jalan yang sudah ada. Sementara untuk respon masyarakat sendiri menurut Nurcahyo sudah dilakukan sosialisasi dan mendapatkan tanggapan positif.

Sementara itu, Penjabat Bupati Kulon Progo , Ni Made Dwi Panti Indrayanti mengatakan, program strategis yang akan dilaksanakan di Kulon Progo diantaranya adalah pembangunan jalan penghubung exit atau entry tol Wates. Pembangunan tersebut akan memperlancar akses ke RSUD Wates dan akses pengembangan wisata Waduk Sermo dan Geosite Mangaan Kliripan.

Exit dan entry tol ini juga berfungsi sebagai jalan entry ringroad sisi barat. Selanjutnya ada pula pengembangan kawasan Aerotropolis Bandara YIA. Kawasan sekitar bandara YIA akan dikembangkan menjadi kawasan Aerotropolis dengan delineasi dalam radius 15 km dari bandara. Nantinya, disana akan menjadi  kawasan pertumbuhan ekonomi cepat.

“Berdasarkan kajian JICA, kawasan Aerotropolis dapat dikembangkan dalam lima program prioritas. Smart tourism, geosite, pembangunan peningkatan koridor jalan Temon – Borobudur, dan lainnya,” kata Ni Made.

Pembangunan atau peningkatan jalan yang juga menjadi penghubung Temon – Borobudur tersebut diharapkan dapat membantu mengembangkan potensi wisata alam dan sektor ikutanya di kawasan perbukitan Menoreh. Jalan penghubung Temon – Borobudur ini dapat menghubungkan kawasan Aerotropolis dengan kawasan lain. Juga mendukung aksesibilitas rencana ke lokasi asrama haji. Dimana embarkasi tersebut direncanakan ada di Kulon Progo.

Kegiatan peninjauan Gubernur DIY di wilayah Kulon Progo kali ini diakhiri dengan peninjauan rencana pengaspalan jalan menuju Pantai Congot. Pengaspalan jalan ini menjadi bagian dari rencana pembangunan ruas jalan Jangkaran-Pantai Congot. Pembangunan ini merupakan kerja sama Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan PT. Angkasa Pura I.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *