Festival Lumbung Mataraman “Pangan Lokal Mendukung Generasi muda/milenial Sehat, Aktif dan Produktif”

Festival Lumbung Mataraman “Pangan Lokal Mendukung Generasi muda/milenial Sehat, Aktif dan Produktif”

Yogyakarta, suarapasar.com – 12-13 Agustus 2023 Tahun 2023 merupakan tahun keempat pelaksanaan Festival Lumbung Mataraman dengan mengusung tema “Pangan Lokal Mendukung Generasi muda/milenial Sehat, Aktif dan Produktif”. Kegiatan ini digelar di halaman Parkir Barat Stadion Mandala Krida, Yogyakarta pada hari Sabtu dan Minggu, 12 dan 13 Agustus 2023.

 

Lumbung Mataraman merupakan bentuk komitmen Pemerintah Daerah DIY dalam mewujudkan ketahanan pangan masyarakat melalui pendayagunaan sumber daya, kelembagaan, dan budaya.

 

“Lumbung Mataraman merupakan lumbung pangan hidup yang berbasis rumah tangga dan dalam pengembangannya diharapkan menjadi lumbung desa yang dapat mendukung ketahanan pangan, kemandirian pangan, dan kedaulatan pangan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY dalam sambutannya.

 

Kegiatan Festival Lumbung Mataraman ini bertujuan untuk mempromosikan usaha dan produk yang dihasilkan oleh kelompok-kelompok Lumbung Mataraman, mengedukasi masyarakat untuk bersama-sama memanfaatkan lahan pekarangannya sebagai lumbung pangan, mengedukasi masyarakat untuk melaksanakan diversifikasi konsumsi pangan, serta meningkatkan ketertarikan mengkonsumsi aneka olahan pangan lokal utamanya bagi generasi muda/milenial demi terwujudnya masyarakat hidup sehat, aktif dan produktif.

 

Festival Lumbung Mataraman Tahun 2023 dibuka oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X Gubernur DIY yang sekaligus menyerahkan secara simbolis penghargaan kepada Juara I Tingkat DIY lomba pembangunan pertanian kategori Penyuluh Pertanian Teladan, Petani Berprestasi, Gapoktan Berprestasi, Kelembagaan Ekonomi Petani Berprestasi, serta Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Berprestasi. Selanjutnya para Juara akan mewakili DIY untuk maju Lomba di tingkat Nasional.

 

Selain itu, Gubernur DIY juga menyerahkan secara simbolis Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Rintisan Desa Mandiri Budaya Lumbung Mataraman untuk 5 desa, Hibah Sarana dan Prasarana Alat Olahan Pangan Lokal Lumbung Mataraman Tahap Kemandirian untuk 3 kelompok, serta sertifikat Penjaminan Mutu dan Keamanan Pangan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) DIY untuk 3 pelaku Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT).

 

Bersamaan dengan itu, Gubernur DIY juga akan menerima secara simbolis Penghargaan Provinsi dengan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) terbaik se Indonesia dari Badan Pangan Nasional.

 

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menyampaikan bahwa Daerah Istimewa

Yogyakarta sebagai salah satu wilayah dengan kekayaan budaya dan keanekaragaman hayati

berpotensi mendukung kemandirian dan kedaulatan pangan yang bersumber dari kearifan lokal.

Dalam konteks lokal, kemandirian pangan dimaknai dengan karakter kearifan lokal dan masih tetap relevan dengan semangat keistimewaan DIY. Masyarakat Jawa khususnya Yogyakarta sejak zaman dulu sudah menerapkan tradisi pertanian “nandur opo sing dipangan lan mangan opo sing ditandur” atau “grow what you eat and eat what you grow” dalam rangka memenuhi ketersediaan pangan, mulai dari tingkat rumah tangga.

 

Seiring dengan bangkitnya semangat Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, tag line “Jogja Istimewa, Jogja Gumregah” diharapkan dapat mendekatkan masyarakat dengan nilai-nilai kearifan lokal.

 

Nilai ini mendukung sistem pertanian yang menggerakan masyarakat untuk kembali mengembangkan komoditas pertanian lokal seperti pala kesimpar, pala gumanthung dan pala kependhem. Melalui penyelenggaraan acara ini, diharapkan proses Manunggaling Pamong lan Among Tani dapat terselenggara dengan nuansa budaya Mataraman yang kental dalam rangka mengembangkan pertanian dan menjaga ketahanan pangan di wilayah DIY.

Rangkaian kegiatan hari pertama Festival Lumbung Mataraman ini diawali dengan senam bersama yang diikuti oleh semua peserta perwakilan dari Dinas/Instansi terkait Lingkup Provinsi, Kabupaten dan Kota, Instansi Lingkup Pemerintah Pusat, Perguruan Tinggi, Organisasi Wanita, seluruh peserta pameran dan juga melibatkan siswa SMA/SMK di wilayah kota Yogyakarta yang mewakili generasi muda/milenial.

 

Selanjutnya pembukaan acara secara resmi oleh Gubernur DIY ditandai dengan pelepasan fauna asli Jogja bersama-sama. Berikutnya Live cooking pangan lokal oleh Chef Suryantana yang mengolah aneka olahan pangan dari tepung mocaf/tepung ubi ungu/ tepung pisang/ tepung jagung yang hasilnya dapat langsung dinikmati oleh smua pengunjung.

Bersamaan dengan ini juga dilangsungkan Lomba Cipta Menu Kudapan Berbahan Baku Pangan Lokal, yang diikuti oleh siswa SMK jurusan Tata Boga se DIY. Kegiatan berikutnya Talkshow dan dialog interaktif dengan menghadirkan narasumber dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM, GKR Hemas, GKR Bendara selaku Pembina Forum Petani Milenial DIY dan Lurah Desa Bendung Gunung Kidul dimoderatori oleh Martha Sasongko.

 

Selain itu seluruh tamu dan pengunjung juga akan dihibur dengan berbagai kesenian berupa gamelan, tarian tradisional, band sekolah serta gerakan flashmob yang diikuti bersama-sama.

Di hari kedua, kembali dilaksanakan Lomba Cipta

Menu Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) yang diikuti oleh ibu-ibu PKK se DIY. Secara paralel dilakukan pula gelar teknologi berupa Demo/Praktek Budidaya pertanian di lahan sempit (microgreen), pengolahan mie mocaf dan Pembuatan pupuk organik dari sisa makanan yang diselingi dengan berbagai hiburan antara lain Live Music brupa Band khusus Koes Plus Cover dan organ tunggal. Agenda terakhir adalah penutupan dan penyerahan hadiah berbagai lomba oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY.(wds,prg)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *