Ingin Makan Sehat Jadi Budaya, SD N 4 Wates Makan Bekal Bareng Tiap Jumat

Ingin Makan Sehat Jadi Budaya, SD N 4 Wates Makan Bekal Bareng Tiap Jumat

Kulon Progo, suarapasar.com : Di tengah gempuran makanan olahan, jajanan serba instan berpengawet makanan, mengajak anak-anak menikmati makanan yang sehat gizi seimbang, karbohidrat, protein, vitamin, mineral tidaklah mudah. Sayur seolah masih menjadi momok bagi anak-anak. Padahal makan sehat dengan gizi yang seimbang menjadi sebuah kebutuhan.

Guna membiasakan anak-anak menerapkan pola hidup sehat, makan gizi seimbang, SD N 4 Wates menerapkan program makan bekal bareng setiap Jumat, seusai senam bersama.

Kepala SD N 4 Wates, Harni Astuti menjelaskan makan bekal bareng ini sudah dimulai sejak 9 Januari lalu.

“Jadi awalnya dilatarbelakangi keprihatinan kami, anak-anak ini kan sekarang lebih suka yang serba instan, padahal banyak pengawetnya dll tidak sehat, kebutuhan gizi lainnya tidak terpenuhi, karena tidak suka sayur dll. Makanya kami ingin membiasakan anak-anak makan yang sehat gizi seimbang, ya ada karbohidratnya, proteinnya, ada juga sayurnya,” kata Harni Astuti saat talkshow di Radio Suara Pasar Kulon Progo, Kamis, (6/2/2025) lalu.

Makan bekal bareng dipilih setiap hari Jumat usai senam sehat bersama. Untuk memastikan konsumsi gizi seimbang, guru mencatat bekal yang dibawa masing-masing siswa. Jika ada kekurangan akan dikomunikasikan dengan siswa dan orang tuanya untuk diperbaiki di kemudian hari.

“Jadi kami catat, apa saja menunya. Kalau ada yang kurang misal tidak ada sayurnya, kita komunikasikan ke orang tua. Awalnya memang ribet gitu ya, tapi sejauh ini berjalan lancar. Kami juga sarankan untuk mengajak anak menyiapkan bekal bersama sehingga dampaknya tidak hanya sebatas bekal yang dibawa, tapi juga efek psikologis kedekatan orang tua dan anak,” urainya.

Harni menekankan makan bergizi tidak harus mahal. Yang terpenting kecukupan nilai gizinya. Penyediaan bekal ini juga bisa disesuaikan kesukaan masing-masing keluarga.

“Tidak harus mahal ya, intinya itu nilai gizinya. Dan kalau yang menyiapkan orang tua sendiri ini masakannya juga bisa disesuaikan selera masing-masing, jadi anak-anak pun makan dengan senang. Bahannya, sayurnya juga tidak harus beli yang mahal, bisa memanfaatkan yang ada di pekarangan,” tuturnya.

Untuk menunjukkan kepada siswa serta memudahkan orang tua menyediakan bekal yang sehat, SD N 4 Wates yang merupakan sekolah Adiwiyata juga memberikan dukungan dalam bentuk kegiatan menanam sayuran, tanaman obat herbal, serta cara mengolahnya.

“Jadi kegiatan P5 kami ada juga memanfaatkan lahan di sekolah untuk tanaman pangan sayur-sayuran, tanaman obat-obatan herbal, termasuk juga kami hadirkan profesional kompeten di bidangnya ke sekolah untuk mengajari langsung kepada anak-anak cara mengolah hasil pertanian dan tanaman jamu tersebut,” urainya.

Makan bekal sehat bareng di SD N 4 Wates setiap hari Jumat (Dok SD N 4 Wates)

Makan bekal bareng ini juga terbukti mampu menggugah minat anak untuk menikmati sayur sehingga diharapkan kebutuhan serat terpenuhi.

“Awalnya kan per kelas, lalu kita ubah di selasar dari beda-beda kelas bareng-bareng semua. Total ada 300 an anak. Ini kami buat santai suasananya. Nah makan bareng ini ternyata membuat anak yang sebelumnya tidak suka sayur, karena lihat temannya makan sayur, jadinya mau coba, akhirnya mau makan sayur. Ini perkembangan yang baik,” katanya lagi.

Makan bekal sehat bareng di SD N 4 Wates setiap hari Jumat (Dok SD N 4 Wates)

Pembiasaan makan sehat gizi seimbang melalui makan bekal bareng ini diharapkan dapat menjadikan makan sehat sebagai budaya.

“Ini pembiasaan yang harapannya menjadi budaya. Tidak hanya ketika makan bekal bareng di sekolah, di rumah dan dimana pun mereka nanti, kalau makan ya yang sehat dan gizi seimbang sebagai bekal generasi emas yang sehat,” pungkasnya. (Wur/drw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *