Jalan Retak Rawan Amblas Tergerus Aliran Sungai, Warga Jering 8 Minta Dibangunkan Talud

Jalan Retak Rawan Amblas Tergerus Aliran Sungai, Warga Jering 8 Minta Dibangunkan Talud

Sleman, suarapasar.com : Jalan Retak Rawan Amblas Tergerus Aliran Sungai, Warga Jering 8 Minta Dibangunkan Talud

Sungai Sepan di kawasan Jering VIII Sidorejo Godean Sleman terus  bergeser ke sisi barat sejak beberapa tahun terakhir. Belum adanya talud permanen di kawasan itu, membuat aliran sungai yang bergeser ke sisi barat menggerus tanah di bawah badan jalan di kawasan tersebut, sehingga terbentuk rongga di bawah badan jalan.

Dukuh Jering 8, Agatha Veristan mengatakan di kawasan sungai Sepan ini, bendungan awalnya dibangun tahun 1977, lalu ada perbaikan 1992-1993, dan sampai sekarang belum ada pembangunan lagi. Padahal seiring perkembangan masyarakat, di pinggir sungai ini dibangun warga membangun jalan alternatif secara swadaya.

Namun sayangnya, terjangan arus air sungai ini mengakibatkan jalan cor beton yang dibangun dua tahun lalu pun kini sudah retak, dan rawan amblas.

“Jalannya sekarang ini sudah mengalami keretakan, padahal pengerasan jalan baru sekitar 2 tahun lalu, itu pun dengan dana swadaya masyarakat, ya ini, efek sungainya bergeser ke sisi barat, dan sisi barat sungai ini belum ditalud, kalau yang sisi timur malah nambah tanahnya warga, tidak bermasalah,” jelas Agatha kepada reporter suara pasar, Rabu, (18/10/2023).

Sebagai penanganan darurat agar tidak membahayakan warga yang melintas di jalur tersebut, warga memasang penahan darurat menggunakan bambu untuk menunjang badan jalan, dan meminimalisir erosi tanah yang ada di bawah jalan akibat tergerus arus air sungai.

Dukuh Jering VIII Agatha mengecek bambu yang dipasang warga sebagai penahan agar arus aliran air sungai agar tidak langsung menghantam jalan

“Ini terus kita pasang bambu-bambu biar ada penahannya, biar air tidak langsung menghantam tanah jalan, sekaligus menahan badan jalan,” katanya lagi.

Menurut Agatha, warga khawatir terus bergesernya sungai ini akan merusak jalan yang sudah dibangun warga. Belum lagi ketika musim penghujan tiba nanti dikhawatirkan air sungai meluber ke jalan sehingga semakin mempercepat amblasnya jalan yang kini sudah retak.

“Sebentar lagi kan sudah musim hujan ya, kami kawatirnya itu retakan jalan ini makin parah bisa ambrol, karena bawah jalan itu kalau kata mereka yang suka cari ikan itu, bawah jalan ini sudah berongga,” terangnya.

Jalan cor yang dibangun warga secara swadaya dua tahun lalu retak dan terancam ambrol karena terkena terjangan arus sungai

Warga berharap pemerintah turun tangan membangun talud di kawasan tersebut karena warga tidak mampu jika harus membangun talud secara swadaya.

“Warga kalau harus membangun sendiri talud sungai ini ya tidak mampu dananya, karena kedalamannya juga cukup dalam, 2 meter lebih, panjangnya bisa sampai 300 meter ke saluran lebih besar, dan kanan kiri belum ada taludnya semua, kami berharap pemerintah tergerak untuk membangun talud disini ini,” tuturnya

Agatha menyebut posisi jalan yang dibangun warga secara swadaya ini cukup strategis karena jalan ini juga menjadi jalur alternatif dilalui warga dari beberapa padukuhan.

“Warga Jering, Kleben, Jarakan kalau mau ke Klewonan ke Jalan Godean lewatnya sini,” urainya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *