Jo Race & PMI Bekali Relawan Event Olahraga & Ibu Rumah Tangga Pengetahuan Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan
Yogyakarta , suarapasar.com : Kegawatdaruratan bisa terjadi dimana saja. Tidak menutup kemungkinan terjadi di rumah. Bahkan kasus-kasus kegawatdaruratan seringkali diketahui atau dikenali lebih dulu oleh keluarga sendiri, bukan petugas kesehatan.
Karena itu, Jo.race dari sport organizer dan PMI Bantul menggandeng TP PKK DIY menyelenggarakan pelatihan pertolongan pertama utamanya untuk case-case kecelakaan yang seringkali terjadi di rumah.
Pelatihan ini dilaksanakan di Bangsal Wiyotoprojo, kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (10/07/2024).
Nurul Budi Santoso dari PMI Bantul menjelaskan beberapa kasus kecelakaan di rumah yang dibawa ke pelayanan kesehatan, kondisinya sudah terlambat, tanpa pertolongan awal yang lengkap ataupun yang efektif. Padahal pertolongan di awal memberikan 60 persen angka keberhasilan untuk selanjutnya.
“Sehingga harapan kami, keluarga-keluarga di rumah bisa menolong dirinya sendiri dan keluarga. Dan syukur dapat menularkannya kepada tetangga di dekat rumahnya. Karena itu menjadi tugas kami sebenarnya, memberikan maupun memsosialisasikan tentang penanganan kegawatdaruratan secara mandiri,” ujarnya.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan penderita datang ke rumah sakit sudah dengan pertolongan, sehingga medis di pelayanan dapat meneruskan tindakan pengobatan.
“Yang kita sampaikan tadi adalah kasus kegawatdaruratan yang paling sering terjadi di rumah. Dan kadang-kadang itu tidak mendapatkan pertolongan secara efektif. Contohnya misalkan, luka bakar. Bahkan pertolongan yang diberikan oleh tetangga ataupun orang yang di rumah itu justru menambah penderitaan bagi korban. Contohnya, luka bakar diberikan odol, oli bekas. Setelah di rumah sakit, kami akan melakukan pembersihan. Padahal pembersihan sendiri, itu sudah menyakitkan, menambah kerusakan jaringan,” urai Budi.
Selain luka bakar, Budi juga menjelaskan beberapa kecelakaan yang sering terjadi di rumah, seperti kasus tersedak dan gigitan ular atau hewan beracun.
Menurut Budi, kasus yang sering terjadi berdampak kematian adalah kesedak. Dan itu paling sering terjadi di rumah bahkan di rumah makan.
“Di rumahpun kami beberapa kali menolong. Karena siapapun, terutama anak-anak, pasti punya mainan. Mainan masuk ke mulut. Bahkan remaja-remaja kumpul bareng sambil ngobrol, makan. Nah itu sangat beresiko. Maka kita berikan pembekalan,” jelas Budi.
Kegawatdaruratan yang paling sering terjadi lainnya adalah kejadian gigitan hewan beracun. Sayangnya, karena minimnya pemahaman, pada kasus gigitan hewan beracun penanganan pertama yang diberikan justru sering salah, dan berdampak pada kefatalan.
“Pada kasus gigitan ular atau gigitan hewan beracun sering dijumpai kesalahan dalam memberikan pertolongan pertama dari rumah. Yakni, memberikan pertolongan dengan cara mengikat sekuat-kuatnya. Padahal tindakan tersebut tidaklah benar karena dapat mengakibatkan tindakan medis yang lebih panjang disebabkan ada kerusakan pada luka,”tuturnya.
Dian, selaku panitia berharap pengetahuan pertolongan pertama kegawatdaruratan yang terjadi di rumah tersebut bisa membekali ibu-ibu agar saat bertemu dengan kasus tersebut tidak mengalami kepanikan dan dapat melakukan tindakan yang paling tepat.
Selain pertolongan pertama kejadian di rumah dengan target peserta perempuan anggota PKK, pelatihan juga menyasar target volunteer pada event-event olahraga.
“Jadi nanti pelatihannya adalah pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Resusitasi Jantung Paru-Paru (RJP). Harapannya, semua orang yang biasa menjadi volunteer pada event-event olahraga punya bekal BHD dan RJP. Jadi ketika nanti mereka bertugas dan dijalan bertemu dengan kejadian serupa, mereka tahu apa yang harus dilakukan sembari menunggu tim medis datang,” ucapnya.
Pelatihan untuk volunteer event olahraga ini penting seiring tingginya kegiatan sport tourism di DIY.
“Sporttourism kan sudah menjadi agenda rutin di DIY, sebagai daya tarik DIY. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan BHD dan RJP, agar kru-kru yang terbiasa terlibat disini terutama nanti yang bertugas di lapangan langsung ini sudah dibekali dengan BHD dan RJP. Dengan begitu mereka dapat memberikan pertolongan pertama sebelum dibawa ke pusat fasilitas layanan kesehatan selanjutnya,” kata Dian. (wds/drw)