Kampung Panca Tertib Edukasi Kelola Sampah
Yogyakarta, suarapasar.com : Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tidak hanya melakukan pengamanan dan penegakan peraturan daerah terkait penanganan sampah. Namun juga terlibat aktif mengedukasi masyarakat terkait pengelolaan sampah berbasis rumah tangga melalui program Kampung Panca Tertib.
Kepala Satpol PP Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat seperti dikutip dari rilis pemkot yogya mengatakan Gerakan Kampung Panca Tertib yang digagas Pemkot Yogyakarta adalah aktivitas sosial berbasis kampung untuk mewujudkan komitmen Panca Tertib melalui Forum Kampung Panca Tertib didukung Pelopor Ketertiban (Pekerti) dan Duta Ketertiban. Ada 5 unsur ketertiban dalam Kampung Panca Tertib yaitu tertib bangunan, tertib daerah milik jalan, tertib usaha, tertib lingkungan dan tertib sosial. Jenis ketertiban disesuaikan dengan permasalahan di masing-masing kampung.
Namun mulai tahun 2023, difokuskan pada tertib lingkungan.
“Kegiatan Kampung Panca Tertib terkait tertib lingkungan disesuaikan dengan program pengelolaan sampah yang digencarkan Pemkot Yogyakarta yaitu mengolah limbah dan sampah organik dengan biopori ala Jogja (Mbah Dirjo),” katanya.
Sampai dengan bulan September, pengelolaan sampah organik berbasis rumah tangga didukung oleh masyarakat yang tergabung dalam Kampung Panca Tertib di Kota Yogyakarta telah mencapai sebanyak 4.127 titik atau rumah tangga. Jumlah itu menggunakan berbagai metode seperti ember tumpuk, galon tumpuk, biopori reguler, ecoenzym, losida maupun takakura.
“Para kader Kampung Panca Tertib memiliki tanggung jawab mengedukasi warga di lingkungannya, mendorong pemilahan sampah, pengelolaan sampah dan bagaimana meminimalisir pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, serta larangan yang ada dalam Perda nomor 10 tahun 2012 terkait pembakaran sampah,” jelas Octo.
Dari sekitar 138 Kampung Panca Tertib di Kota Yogyakarta, diakuinya, belum semua Kampung Panca Tertib melakukan edukasi dan pengelolaan sampah berbasis rumah tangga.
“Hal itu karena pada tahun-tahun sebelumnya, masing-masing Kampung Panca Tertib fokus penanganan permasalahan yang berbeda-beda dan baru di tahun 2023 fokus pada tertib lingkungan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto menyampaikan Gerakan mbah Dirjo yang digalakkan Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta sudah mampu mengelola sampah secara signifikan.
“Per 4 September 2023 Gerakan Mbah Dirjo telah menghasilkan sekitar 23.000 titik biopori dengan kapasitas volume mencapai sekitar 64 ton. Jumlah itu tersebar di wilayah kelurahan atau bank sampah dan lingkup perangkat daerah Pemkot Yogyakarta antara lain pariwisata, kebudayaan, perindustrian, perdagangan, kesehatan dan pendidikan,” katanya. (wur/prg)
Foto:humas kota jogja