Kawasan Ekonomi Hijau Di Gunungkidul Berhasil Dikembangkan
Yogyakarta, suarapasar.com : Proyek kerja sama Pemda DIY dan PLN Energi Primer Indonesia (EPI) dalam pengembangan kawasan ekonomi hijau di Gunungkidul telah menunjukkan hasil.
Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia, Antonius Aris Sudjatmiko menjelaskan upaya konservasi lahan kritis, lahan tandus dan juga lahan marjinal di Gunungkidul untuk tanaman pakan ternak, sekaligus menjadi sumber biomassa telah berhasil dilakukan.
Kerja sama dengan Pemda DIY dan Kasultanan Yogyakarta ini juga menjadi upaya mewujudkan konsep memayu hayuning bawana. Program konservasi ini juga memenuhi aspek environmental karena selain mengurangi lahan kritis dan tandus, juga bisa mengurangi penggunaan batubara pada pembangkit listrik karena dapat digantikan dengan energi biomassa.
“sebagai energi terbarukan, penggunaan biomassa pada pembangkit listrik diperkirakan mampu mengurangi penggunaan batubara sekitar 5%-10%. Hal ini tentu juga sebagai cara untuk mendukung penurunan emisi. Selain itu, keterlibatan masyarakat untuk menanam dan memanfaatkan tanaman pakan ternak juga telah memenuhi aspek sosial dan ekonomi,” terang Antonius Aris Sudjatmiko, Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia, usai bertemu dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (23/8/23).
Aris mengatakan, aspek ekonomi kerakyatan yang diusung oleh PLN dalam rangka ketahanan energi berbasis keterlibatan masyarakat dapat tercapai melalui program kerja sama ini. Program ini juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah, dengan memperkuat pola kehidupan masyarakat petani dan peternak, khususnya di Gunungkidul.
Nantinya biomassa yang dihasilkan akan menjadi pasokan energi bagi pembangkit listrik milik PLN.
Menurut Aris, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X juga mendukung PLN untuk terus berupaya mendorong transisi energy untuk Indonesia yang lebih baik.
“Dan kedatangan kami ini juga sekaligus berharap Sri Sultan bisa meluangkan waktu untuk menghadiri panen pertama tanaman pakan ternak yang akan diadakan dalam waktu dekat ini. Sedangkan untuk biomassanya, kami perkirakan baru bisa dipanen untuk pertama kalinya pada akhir 2024 atau awal 2025,” pungkas Aris.(wds,prg)