Masih Ditemukan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan & Anak, Kulon Progo Luncurkan Pusat Pembelajaran Keluarga

Masih Ditemukan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan & Anak, Kulon Progo Luncurkan Pusat Pembelajaran Keluarga

Kulon Progo, suarapasar.com : Hingga saat ini, masih ada beberapa permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kulon Progo. Mulai dari bullying terhadap anak, pernikahan dini, perceraian, KDRT, dan kerentanan sosial lainnya.

Menyikapi kondisi yang ada, guna meningkatkan pengawasan terhadap resiko kekerasan terhadap perempuan dan anak Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Kulon Progo membuat inovasi program Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) dan LPLPP (Lembaga Penyedia Layanan Pemberdayaan Perempuan.

Puspaga dan LPLPP ini diresmikan dan dibuka secara langsung oleh Penjabat Bupati Kulon Progo, Srie Nurkyatsiwi di Joglo Rumah Dinas Bupati Kabupaten Kulon Progo, Kamis (27/6/2024).

“Program ini dibuat atas landasan data data kekerasan terhadap perempuan dan anak yang ditemukan di Kabupaten Kulon Progo dan diharapkan nantinya program ini dapat mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak,” kata Srie Nurkyatsiwi, Penjabat Bupati Kulon Progo dalam sambutannya saat peluncuran Puspaga, di Joglo Rumah Dinas Bupati Kabupaten Kulon Progo, Kamis (27/6/2024).

Srie Nurkyatsiwi mengapresiasi atas layanan atau inovasi baru yang dikembangkan. Ia berharap inovasi ini dapat menyelesaikan dan menuntaskan permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Masih ada beberapa permasalahan di Kulon Progo bagaimana bullying terhadap anak, pernikahan dini, perceraian, KDRT, dan kerentanan sosial lainnya, untuk itu Puspaga hadir guna menjawab permasalahan tersebut,” tandasnya.

Dengan puspaga diharapkan berbagai persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kulon Progo dapat di minimalisir atau bahkan dikosongkan.

“Harapannya nantinya Kulon Progo benar-benar menjadi kawasan yang masyarakatnya menjadi keluarga yang sejahtera aman dan sudah tidak ada terjadi hal hal yang tidak kita harapkan,” harapnya.

Siwi mengakui Puspaga tidak dapat berjalan sendiri namun membutuhkan komitmen dari semua pihak untuk mendukung hal tersebut.

Ia pun mengajak semua pihak mulai dari Gugus Tugas KLA, FPKK, Lembaga Masyarakat, Dunia Usaha, Forum Anak, satgas PPA, serta unit terdekat masyarakat yaitu keluarga untuk turut berpartisipasi dalam mendukung pencegahan terjadinya kekerasan dan menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan tentram.

“Saya juga berharap layanan di puspaga ini bisa menyesuaikan permasalahan di lapangan seperti memperhatikan jarak tempuh, usia, pendidikan yang membutuhkan penyesuaian layanan nantinya bisa dilakukan inovasi seperti jemput bola atau bersinergi dengan Panewu, Lurah dan kader,” harap Siwi

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kulon Progo, L Bowo Pristianto mengatakan fokus dari program ini adalah untuk melakukan pendampingan kepada keluarga yang membutuhkan pendampingan psikologi.

Pendampingan diberikan sebisa mungkin untuk mencegah sebelum kekerasan terjadi. Temuan Dinas Sosial & P3A Kulon Progo, kekerasan terhadap perempuan dan anak sebagian besar dipengaruhi oleh pola asuh atau parenting di dalam rumah.

“Melalui program ini diharapkan nanti dapat menjadi sebuah lembaga yang berkontribusi untuk menjadi tempat ngobrol atau konsultasi tentang permasalahan dalam berumahtangga. Dari hasil temuan kami, pelaku kekerasan itu ada persoalan di pola pengasuhan,” jelas Bowo.

Bowo berharap Puspaga dan Lplpp ikut berkontribusi agar pola pengasuhan itu benar.

“Kami juga berharap semoga Kabupaten Kulon Progo dapat menjadi Kabupaten yang layak untuk tumbuh kembang anak,” pungkasnya. (wds/drw)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *