Masuki Usia Satu Abad, WKRI Tetap Harus Terus Tingkatkan Relevansi Eksternal

Masuki Usia Satu Abad, WKRI Tetap Harus Terus Tingkatkan Relevansi Eksternal

Yogyakarta suarapasar.com – Kunci langgengnya eksistensi sebuah komunitas terletak kemampuan relevansinya, baik internal maupun eksternal. Relevansi internal terkait kebutuhan anggota organisasi, relevansi eksternal berhubungan dengan kebutuhan lingkungan fisik dan sosialnya.

Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono saat membacakan sambutan Gubernur DIY pada Perayaan HUT 1 Abad Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) di SD Marsudirini Yogyakarta, Rabu (26/06/2024) mengatakan relevansi eksternal penting karena setiap komunitas sesungguhnya merupakan elemen bangsa.

“Dan sebagai elemen bangsa, komunitas pun memiliki kewajiban untuk terlibat, dapat membawa kemaslahatan bagi sebesar-besarnya kemakmuran, kesejahteraan, dan keselamatan bangsa. Setiap komunitas, apapun itu bentuknya, lahir untuk menjawab atau memfasilitasi kebutuhan sekelompok individu pada suatu masa,” katanya.

Menurut Beny, sebuah komunitas terbentuk dari orang-orang yang percaya bahwa dengan bersatu dan bergerak bersama, maka cita-cita atau tujuan besar yang ingin diraih, atau memiliki potensi lebih besar untuk dapat terwujud. Di usianya yang memasuki satu abad, WKRI diharapkan dapat setia dengan prinsip, komitmen, visi, misi, maupun tujuan yang mendasari cikal bakal eksistensinya.

 

“Di saat yang sama, jangan pernah lupa, bahwa kesetiaan atas cikal bakal tadi, harus dibarengi pula dengan kemampuan untuk menterjemahkan kesemuanya sesuai dengan konteks kekinian. Besar harapan saya, agar organisasi ini dapat tingkatkan komunikasi dan hubungan baik dengan berbagai elemen lain yang ada di masyarakat, termasuk dengan pihak Pemerintah. Perkuat kolaborasi dan sinergi, agar isu yang menjadi concern kita bersama, dapat tercover seoptimal dan seefisien mungkin,” imbuhnya.

 

Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, Suparman mengatakan, sebagai organisasi wanita, WKRI telah seabad mewarnai perjalanan bangsa Indonesia. Selama eksistensinya, WKRI telah menunjukkan komitmennya pada bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial kemasyarakatan. kasih kepada WKRI yang juga telah turut berjuang mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Katolik pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Namun tantangan bagi WKRI semakin besar ke depannya, karenanya WKRI ditantang untuk tetap menunjukkan kiprah di tengah serbuan globalisasi,” paparnya.

 

Menurut Suparman, WKRI di tengah masyarakat maupun gereja telah menjadi agen perubahan dan katalisator di berbagai bidang. Nilai-nilai agama dan kemanusiaan yang selalu dibawa dapat menjadi contoh bagi generasi muda. “Wanita merupakan tiang keluarga. Dan perubahan sosial yang sangat cepat, menuntut wanita juga selalu kreatif, inovatif, dan adaptif. Karenanya kami akan terus mendukung eksistensi organisasi wanita, termasuk WKRI,” tandasnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *