Pasca Perayaan HUT Ke 267 Kota Yogyakarta, Pemkot Diminta Selesaikan PR Persoalan Sampah

Pasca Perayaan HUT Ke 267 Kota Yogyakarta, Pemkot Diminta Selesaikan PR Persoalan Sampah

Yogyakarta suarapasar.com : Forpi Kota Yogyakarta berharap pasca perayaan HUT Kota Yogyakarta ke-267 dapat segera menyelesaikan pekerjaan rumah belum terselesaikan yakni persoalan sampah.

Petugas mengangkat sampah di depo sampah Kotabaru ke truk compactor Senin,(9/10/2023)

Anggota FORPI Kota Yogyakarta, Baharudin Kamba mengatakan berdasar pemantauan sampah menggunung masih ditemukan pada kawasan heritage Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

 

“Ini imbas dari tidak segera diambilnya sampah di depo jalan Merbabu, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta serta akumulasi imbas dari di tutupnya TPA Piyungan Bantul beberapa waktu lalu. Bahkan gunungan sampah juga terjadi tidak jauh dari sekolah dasar. Meski sudah dilakukan pengangkutan truk hari ini, namun masih banyak sampahnya, kata Baharudin Kamba, anggota Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta saat melakukan pemantauan di depo sampah Jalan Merbabu Kotabaru Yogyakarta, Senin (9/10/2023).

 

Tumpukan sampah ditemukan di Jalan Merbabu, Kotabaru, Yogyakarta, hingga menggunung ke pinggir jalan. Sampah-sampah tersebut menutupi akses jalan.

 

“Akibat dari tumpukan sampah muncul bau tidak sedap. Sampah sudah ada sejak bulan Juli 2023 meskipun diambil sehari satu trip atau satu truk namun tidak bisa menghindari menggunungnya sampah. Ini sangat mengganggu aktivitas warga, dan bisa berdampak pada kesehatan masyarakat, juga lingkungan,” imbuhnya.

 

Forpi Kota Yogyakarta memprediksi sampah yang menggunung di jalan Merbabu, Kotabaru, Yogyakarta ini tidak cukup diambil dalam waktu satu hari saja. Namun butuh waktu minimal satu minggu dan menambah armada untuk mengangkut sampah yang menggunung serta menambah SDM untuk mengangkut sampah-sampah tersebut.

 

“Kalau sudah menggunung begini, butuh waktu, tambahan armada, petugas kebersihannya juga. Jadi memang respon cepat terkait aduan masyarakat perihal sampah yang menggunung harus segera ditindaklanjuti. Jangan menunggu viral di media sosial baru ada tindakan,” lanjut Kamba.

 

Hal lain dari hasil pemantauan Forpi Kota Yogyakarta yakni keberadaan Linmas yang biasanya mengawasi di dekat depo sampah kini sudah tidak nampak.

 

Baharudin Kamba menegaskan penanganan sampah di Kota Yogyakarta perlu sinergitas semua pihak termasuk kesadaran masyarakat untuk kembali menggiatkan kembali gerakan zero sampah anorganik.

 

“Termasuk peningkatan kesejahteraan bagi SDM yang mengurusi persoalan sampah juga perlu dipikirkan,” pungkasnya.

 

Sementara itu, pedagang makanan di kawasan jalan Merbabu, Lestari mengaku sangat terganggu dengan tumpukan sampah yang menggunung berbulan-bulan. Bahkan tumpukan sampah organik mulai mengeluarkan air limbah, menimbulkan bau menyengat dan mengundang lalat.

Akibatnya, omset usaha kulinernya pun turun hingga 50 persen.

 

“Mengganggu sih kan jual makanan. Jadinya paling yang beli kan yang sini aja. Yang luar kan jijik ya kan banyak lalat. Gak cuma yang makanan, itu yang kembang juga yang mau beli ya pindah karena bau.

 

Lestari berharap tumpukan sampah segera diangkut hingga bersih, sehingga usahanya kembali normal.

 

“Lama banget belum dibersihkan, makin numpuk makin mengganggu. Harapannya segera semuanya diangkut. Biar bersih lingkungannya, usahanya laris lagi, “kata Lestari. (drw/wur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *