Produksi Beras Nasional Turun, Kenaikan Harga Butuh Penanganan Cepat

Produksi Beras Nasional Turun, Kenaikan Harga Butuh Penanganan Cepat

Yogyakarta -Harga beras di pasaran akhir-akhir ini mengalami peningkatan cukup signifikan. Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi permintaan dan penawaran.

Pengamat Pertanian dari Akademi Pertanian (Apta) Yogyakarta, Supriyati MP menyebut sejak tahun 2023 produksi beras nasional terutama sentra- sentra produksi turun sebanyak 2,05 persen yaitu dari 31,54 jutan ton pada tahun 2022 menjadi 30,90 juta ton pada tahun 2023.

Penurunan produksi beras salah satunya dipengaruh oleh perubahan iklim atau El-Nino. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi, terlebih di tahun politik bantuan pangan terutama beras kepada masyarakat cukup tinggi.

“Adanya beberapa kondisi tersebut menjadikan Harga Pokok Penjualan (HPP) ditingkat petani juga naik yaitu sebesar Rp 7.350. Dampaknya mendorong harga beras tambah tinggi minimal harganya yang premium saja Rp 15.000. HPP yang tinggi tentu menguntungkan kepada petani karena kesejahteraan petani padi meningkat. Tetapi konsumen terutama di kota dirugikan karena harga beras melambung tinggi,” kata pengamat Pertanian dari Akademi Pertanian (Apta) Yogyakarta, Supriyati MP di Yogyakarta, Senin, (19/2/2024).

Supriyati menjelaskan kenaikan harga beras yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat guna mengantisipasi agar kenaikan harga beras tidak berdampak pada inflasi.

“Apalagi menjelang hari-hari besar seperti Idul Fitri, dimana permintaan pangan semakin tinggi,” katanya.

Salah satu solusi yang bisa dilakukan menurut Supriyati adalah dengan mengutamakan pengelolaan peningkatan produksi beras dalam negeri, sehingga tidak perlu impor.

“Kami memberikan apresiasi kepada Menteri Pertanian yang telah memberikan reward atau penghargaan kepada wilayah yang mampu meningkatkan produksi beras. Selain itu untuk mendukung intensifikasi juga perlu meningkatkan subsidi benih yang unggul, pupuk dan sarana produksi yang lain. Tentu pembinaan penyuluh pertanian sangat diharapkan partisipasinya agar hasilnya optimal,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *