Protokol Jaga Reputasi Pemerintah Dan Institusi
Yogyakarta suarapasar.com – Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyelenggarakan Diklat Keprotokoleran yang diselenggarakan pada Kamis, (23/11) di Ruang Rapat Wisanggeni Lantai 3 Gedung Unit 8 Kompleks Kepatihan, Danurejan, Yogyakarta, (23/11/2023)
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para pegawai termasuk utusan dari institusi lain untuk melaksanakan tugas dan fungsi keprotokolannya. Beny mengapresiasi kegiatan yang diselengarakan atas kerjasama dua institusi ini. Beny berharap kegiatan seperti ini tidak hanya sekali saja terselengara. Bisa dilanjutkan dengan pelatihan-pelatihan dengan level yang lebih tinggi dan diselenggarakan rutin setahun sekali.
“Protokoler merupakan salah satu unsur pentimg dalam penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam mengatur tata cara kegiatan, kenegaraan, acara resmi dan kegiatan lainnya. Di dalamnya ada juga agenda di luar pemerintahan dengan kaidah dan norma yang sama. Sehingga hari ini sesungguhnya kita sedang membicarakan tentang tata,” ungkap Beny.
Beny menambahkan, dalam pelaksanaannya protokoler menganut prinsip efisiensi, transparansi dan akuntabilitas. Selain itu protokoler juga mengedepankan prinsip-prinsi sebagai berikut, yang pertama adalah efisien planning, protokoler harus mampu menyusun rencana kegiatan yang efisien dan efektif. Kemudian yang kedua mampu berkomunikasi dengan jelas dan tegas. Lalu ketiga memperhatikan hospitality atau menjaga reputasi pemerintah dan institusi.
Didik Eko Pujianto dalam sambutannya turut mengungkapkan rasa terimakasih kepada Pemda DIY yang telah memberikan kesempatan bagi Kemlu untuk melaksanakan pelatihan keprotokoleran. Sehingga peserta dari masing-masing institusi bisa saling berdiskusi, bertukar pikiran dan sharing pengalaman.
“Saya berterimakasih kepada pemda DIY, sudah diberi kesempatan untuk sharing mengenai keprotokoleran. DIY merupakan salah satu dari sekian daerah yang sudah advance dan memiliki budaya yang tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya,” ungkap Didik.
Didik menerangkan ada beberapa hal yang perlu direnungkan tentang keprotokoleran ini. Sebenarnya protokoler itu melekat pada diri setiap orang, setiap lingkungan, setiap institusi, dimanapun. Karena keprotokoleran itu sebenarnya bagian dari budaya. Maka termasuk tugas protokol untuk menjaga budaya agar tetap hidup dan tidak kalah dengan budaya sing yang masuk ke Indonesia.
“Kami berkesempatan singgah di beberapa negara, ternyata beberapa negara tersebut sangat memegang teguh budayanya. taruhlah Jepang sangat memegang teguh budayanya. Jadi di tempat-tempat tertentu di Jepang masih berjalan menggunakan kimono. Makanan dalam fine dining disajikan dengan cara disajikan seperti raja-raja Jepang,” terang Didik.
Harapannya kegiatan ini dapat menjadi ajang untuk mempererat networking dan meningkatkan keterampilan. Protokol harus terus mengembangkan skill-nya agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman dan mampu melayani dengan optimal kapanpun dan dimanapun.