Raja Permaisuri Agong Malaysia Tunku Azizah Kagumi Batik & Tari Klasik Pakualaman
Yogyakarta : Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam menggelar jamuan makan malam bagi Raja Permaisuri Agong Malaysia Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah beserta rombongan Kerajaan Malaysia di Bangsal Sewatama Pura Pakualaman, Jumat malam (22/09/2023).
Jamuan malam malam ini sekaligus menjadi ajang pengenalan dan pertukaran budaya antara Kerajaan Malaysia dengan Kadipaten Pakualaman Yogyakarta.
Raja Permaisuri Agong Malaysia Tunku Azizah beserta rombongan Kerajaan Malaysia tiba di Pura Pakualaman sekitar pukul 19.00 WIB disambut langsung GKBRAA Paku Alam didampingi Putra, Rayi dan Sederet Dalem. Dilanjutkan dengan acara ramah tamah perkenalkan keluarga Pura Pakualaman dengan Kerajaan Malaysia di Gedong Parangkarso.
Usai beramah tamah, rombongan Kerajaan Malaysia diarahkan menuju sisi barat Bangsal Sewatama guna melihat display 11 batik yang dibuat GKBRAA Paku Alam. Acara dilanjutkan dengan pertukaran cinderamata dari kedua belah pihak di Bangsal Sewatama sebelum jamuan makan malam digelar yang menyuguhkan hidangan tradisional seperti daging balapih, kakap goreng panir, puding ketan hijau hingga sereh jeruk nipis.
Selama jamuan makan malam berlangsung, para tamu dari Kerajaan Malaysia ini disuguhkan dengan dua tarian serta peragaan batik seri Asthabrata karya dari GKBRAA Paku Alam. Jamuan makan malam yang juga dihadiri sejumlah tamu undangan lainnya beserta beberapa Pimpinan OPD di lingkungan Pemda DIY ini ditutup dengan foto bersama.
” Saya dan Permaisuri Tunku Azizah menang sudah berteman sejak lama. Sebelumnya, saya pun berkunjung ke Kerajaan Malaysia jadi ini kunjungan balasan. Saya senang sekali beliau datang kesini karena sekaligus kita pertukaran budaya. Sebenarnya beliau sudah sering kesini, ini ketiga atau keempat kalinya ke Pura Pakualaman. Tetapi kali ini yang resmi,” ujar GKBRAy Adipati Paku Alam seperti dikutip dari rilis Pemda DIY.
Gusti Putri mengatakan Kadipaten Pakualaman menampilkan dua tarian khas Pura Pakualaman yaitu Beksan Tyas Muncar yang diciptakan pada masa KGPAA Paku Alam III yang bersumber dari Beksan Lawung Ageng Keraton Yogyakarta dan Beksan Lawung Alit yang diciptakan pada masa KGPAA Paku Alam X. Tak hanya sekedar penampilan tarian khas Pura Pakualaman semata, ditampilkan pula pameran dan peragaan batik karya Gusti Putri yang menampilkan batik seri Asthabrata.
” Dua tarian dari Puro Pakualaman ditampilkan dalam jamuan makam malam Kerajaan Malaysia ini. Selain itu, ada peragaan batik yang saya buat bertema Asthabrata. Saya ingin memperkenalkan koleksi batik-batik buatan saya sendiri ini kepada pihak Kerajaan Malaysia,” katanya.
GKBRAy Adipati Paku Alam X tersebut mengungkapkan sama seperti dirinya, Permaisuri Kerajaan Malaysia ini pun bisa membuat batik tetapi dengan cara yang berbeda dari batik Indonesia.
“Bahkan, mempunyai sekolah khusus untuk seni membatik saking cintanya akan batik,” katanya.
Raja Permaisuri Agong Malaysia Tunku Azizah juga sangat terkesan dengan tarian klasik Pura Pakualaman.
” Tadi beliau sangat terkesan dengan tarian-tarian kita yang memang berbeda dengan tarian mereka. Jadi beliau senang bisa menyaksikan tarian klasik dari Pura Pakualaman ini. Dengan demikian, diharapkan tidak hanya tarian, batik kita akan semakin di kenal di Malaysia dengan adanya pertukaran budaya yang dikemas dalam jamuan makan malam ini,” tutur istri Wakil Gubernur (Wagub) DIY ini.
Batik seri Asthabrata yang ditampilkan yaitu Indra Widagda, Surya Mulyarja, Wisnu Mamuja, Candra Kinasih, Brama Sembada, Yama Linapsuh, Bayu Krastala, Baruna Wicaksana dan Asthabrata Jangkep. Karya batik seri Asthabrata dari Kadipaten Pakualaman ini adalah batik yang memiliki filosofi tentang kepemimpinan yang terinspirasi dari manuskrip atau naskah kuno Setradisubul dan Setra Ageng Adidarma koleksi Perpustakaan Widyapustaka Pura Pakualaman.