Respon Dinamika Politik Nasional Semakin Pecah

Respon Dinamika Politik Nasional Semakin Pecah

Yogyakarta, suarapasar.com – Dinamika politik nasional semakin menarik untuk dicermati. Setelah ada kesepakatan baru antara Nasdem dengan PKB yang sepakat mengusung Anis Muhaimin. Reaksi yang cukup keras ditunjukkan Demokrat. Diksi pengkhianatan, penelikungan dan penjagalan berulang disuarakan oleh kubu Demokrat.

 

Hampir semua partai merespon dinamika politik hari ini. Pecah kongsi antara Gerindra dengan PKB resmi terjadi. Sisi lain muncul koalisi baru Nasdem PKB. Sangat mungkin Demokrat juga akan membuat poros tandingan bersama PKS dan PPP. Ada potensi muncul pasangan baru AHY & Sandi.

 

Ahmad Ma’ruf, Peneliti senior lembaga kajian publik INSPECT melihat tampaknya format politik 2024 di negeri ini berpola kuadran.

 

“Akan ada empat kotak yg terisi pasangan capres cawapres. Pasangan dari poros Demokrat menjadi pengisi kuadran keempat, setelah tiga kuadran telah terisi oleh capres Ganjar dari kubu PDIP, capres Prabowo dari kubu Gerindra, dan Anies dari kubu Nasdem. Empat kuadran ini akan menjadi ajang bbertanding pada putaran pertama,” kata Ahmad Maruf, Peneliti senior lembaga kajian publik INSPECT, dalam keterangan persnya, Sabtu, 1 September 2023.

 

Maruf melanjutkan pada pemilu 2024, penentu poros Capres yang akan laju lolos pada putaran pertama adalah Capres yg didukung partai dgn militansi kader yang tinggi dan ketersediaan logistik yang besar. Kubu yang melimpah logistik belum tentu jadi pemenang kalau nihil militansi kader. Demikian sebaliknya.

 

“Mencermati hasil berbagai survei independen, tampak ada dua kubu yang potensial akan berkontestasi pada putaran kedua, yaitu poros PDIP melawan poros Gerindra,” tambahnya.

 

Kedua poros akan mendapat tambahan dukungan dari poros yang tumbang diputaran pertama. Nasdem PKB potensial merapat ke poros PDIP, sedangkan Demokrat PKS merapat ke poros Gerindra. Ahmad Maruf mengingatkan kerasnya kompetisi pilpres 2024 harusnya tidak menjadikan kompetisi yang nihil etika politik.

 

“Bagaimanapun negeri ini memiliki budaya santun. Namun kasus cepatnya pecah kongsi calon pasangan Anis AHY tanpa diawali dialog dan komunikasi para pengusung merefleksikan tumpulnya kesantunan politik dari para politisi. Sangat disayangkan panggung politik tidak mengedukasi masyarakat tetang budaya politik,” tegas Ahmad Ma’ruf, Peneliti senior lembaga kajian publik INSPECT yang juga Dosen UMY.(wds,prg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *