Selaras Hamemayu Hayuning Bawana, DIY Dukung Upaya KLHK Tingkatkan Hubungan Timbal Balik Alam & Manusia

Selaras Hamemayu Hayuning Bawana, DIY Dukung Upaya KLHK Tingkatkan Hubungan Timbal Balik Alam & Manusia

 

Yogyakarta, suarapasar.com : DIY memberikan dukungan penuh atas upaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, dalam meningkatkan hubungan timbal balik yang setara dan berkelanjutan antara alam dan manusia. Pemeliharaan hubungan ini relevan dengan falsafah Hamemayu Hayuning Bawono, dimana keindahan alam serta keseimbangan menjadi poin penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada pembukaan Rapat Kerja Ekoregion Jawa 2024, di Royal Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta, Rabu (26/06/2024) mengatakan pemeliharaan hubungan ini relevan dengan falsafah Hamemayu Hayuning Bawono, dimana keindahan alam serta keseimbangan menjadi poin penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup.

Sri Sultan menyebut, masyarakat global semakin familiar dengan istilah peradaban ekologis atau ecological civilization. Konsep ini merupakan konsep dimana manusia dalam meningkatkan kualitas hidup, dituntut dapat memelihara hubungan timbal balik yang setara dan berkelanjutan dengan alam dan sesama manusia.

“Di tengah peradaban yang telah luar biasa maju ini, manusia tidak dapat memisahkan diri dari alam. Antara manusia dan alam semesta, ada interdependensi yang tidak mungkin dan memang tidak sepatutnya dipisahkan,” ujar Sri Sultan.

Sri Sultan berharap, Rapat Kerja Ekoregion Jawa ini, dapat dimanfaatkan dan dapat melahirkan rencana kerja yang di ranah implementasi yang feasible, tepat sasaran dan tepat manfaat. Diperlukan upaya dalam memantapkan kolaborasi dan sinkronisasi antar-aktor, demi mewujudkan akselerasi capaian pembangunan LHK. Jika hal ini bisa dilaksanakan, maka dapat dipastikan keberlanjutan pemanfaatannya bagi generasi di masa depan.

“Kita punya falsafah Hamemayu Hayuning Bawana, yang menjadi dasar seluruh proses perencanaan di DIY. Maka kita bersama-sama perindah dunia yang pada dasarnya memang diciptakan indah. Tidak ada salahnya jika kearifan lokal warisan leluhur juga dapat kita telisik kembali, pahami esensinya, dan temukan relevansinya dengan tantangan dan peluang yang sedang kita hadapi saat ini,” pesan Sri Sultan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Bambang Hendroyono mengatakan, peluang dan tantangan untuk mewujudkan keberlanjutan adalah proses, fungsi dan produktivitas Udara-Atmosfer, Lahan, Air, Laut dan Biodiversity. Juga keselamatan, mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat. Sementara berkelanjutan meliputi aspek yuridis, aspek teknis & saintifik dan aspek manajemen/tata kelola.

“Ada 3 hal yang diperlukan dalam meningkatkan pemeliharaan dan keberlanjutan lingkungan. Pertama, tindakan nyata dan implementasi adalah kuncinya, peran pemuda sebagai kolaborator utama Indonesia dan pemulihan yang berkelanjutan dan inklusi harus menjadi fokus bersama,” ungkap Bambang.

Akselerasi kebijakan pemulihan lingkungan berbasis kelestarian menjadi poin penting, karena mengedepankan keberlanjutan landscape bentang alam.

“Lokal area, atmosfer, udara, air, laut, kemudian keanekaragaman hayati menjadi bagian penting bagi kehidupan. Bagaimana menjamin itu semua untuk kesehatan, keselamatan, mutu kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, itu yang menjadi tujuan,” kata Bambang.

Bambang mengatakan, ada sejumlah tantangan harus dilalui. Diantaranya adalah kesejahteraan masyarakat yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan rakyat dan jumlah penduduk yang terus bertambah dari waktu ke waktu. Pun dengan kondisi lingkungan tetap harus dijaga agar tetap memberi manfaat bagi masyarakat.

“Penutupan hutan dan lahannya ini terus meningkat, karena pada akhirnya proses dan fungsi dan produktivitas itu harus tetap satu kesatuan. Tantangannya adalah tidak ada lagi tumpang tindih areal, tidak ada lagi konflik, tidak ada lagi benturan kepentingan,” tutup Bambang. (wds/drw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *