Sultan HB X Sebut Sudah Ada Kesepakatan Relokasi Teras Malioboro 2 Sejak Awal

Yogyakarta, suarapasar.com ; Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut sejak awal relokasi PKL ke kawasan Teras Malioboro 2 dilakukan, sudah ada kesepakatan bahwa TM 2 hanya akan ditempati selama 2 tahun. Selanjutnya, pedagang di TM 2 akan berada di Ketandan tepatnya di belakang Toko Ramayana dan di Beskalan yaitu di belakang Teras Malioboro (TM) 1.

 

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan komunikasi terkait kesepakatan itu dilakukan dengan pedagang secara langsung, dan bukan melalui paguyuban ataupun koperasi.

 

“Pun, sebelumnya, kontrak penempatan pedagang di Teras Malioboro 2 juga dilakukan dengan individu pedagang

 

Kita sudah bicara bahwa dia itu hanya 2 tahun. Saya tidak mengenal koperasi Tri Dharma, itu kontraknya kan individual, kontrak sama kita juga individual. Kita rembugannya sama individual bukan pada koperasi,” tutur Sri Sultan, di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (15/7/2024) menanggapi protes pedagang kaki lima (PKL) di Teras Malioboro 2 yang menuntut kembali ke selasar Malioboro.

 

Tahun 2025 mendatang, relokasi sudah bisa dimulai. Sudah ada pula komunikasi dengan pedagang terkait hal tersebut. Segala proses ini mulai dari perencanaan sudah melibatkan para pedagang. PKL yang tergabung dalam koperasi Tri Dharma juga tetap diakomodir dalam relokasi, namun sebagai individu, bukan atas nama koperasi.

 

“Bukan organisasi, kontraknya individual. Kalau yang bicara koperasi ya kita enggak ada hubungan sama koperasi kok, hubungannya dengan perorangan yang dapat jatah disana. Yang satu juga sama enggak ada dengan organisasi. Kalau individualnya sudah berproses, sudah rembugan dari rencana pindah ke belakang Ramayana sudah bicara, wong sudah mau dikerjakan,” ujar Sri Sultan.

 

Sementara itu, Sekda DIY Beny Suharsono menegaskan, kewenangan pengelolaan Teras Malioboro 2 berada di tangan Pemkot Yogyakarta. Ia meminta jajaran instansi terkait di Pemkot Yogyakarta agar membangun dialog dengan para pedagang Teras Malioboro 2. Hal ini dilakukan agar proses relokasi pedagang jilid II tersebut dapat berjalan dengan lancar dan kondusif.

 

Menanggapi permintaan pedagang yang ingin dilibatkan kembali dalam proses relokasi, Beny memastikan bahwa pemerintah akan mengakomodirnya.

 

“Kan dari dulu sudah dilibatkan, apakah dari dulu tidak pernah melibatkan? Semua kan dilibatkan elemennya. Tentu pelibatannya tidak semua, ada perwakilan,” ungkap Beny.

 

Beny berharap dengan dialog yang konstruktif antara Pemkot Yogya dan para pedagang, solusi terbaik untuk relokasi Teras Malioboro 2 dapat segera tercapai. Dialog yang konstruktif antara Pemkot Yogya dan para pedagang merupakan solusi terbaik untuk relokasi Teras Malioboro 2 dengan tertib.

 

Terkait dengan progres pembangunan lokasi untuk pedagang TM 2, Plh. Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Wisnu Hermawan mengatakan, pembangunan gedung baru tersebut sudah dimulai beberapa waktu lalu. Disampaikan Wisnu, dua lokasi itu memiliki total luasan sekitar 8.000 meter persegi.

 

Pembangunan dua lokasi itu tidak akan sepenuhnya bangunan. Melainkan akan dibuat pula fasilitas ruang terbuka hijau untuk tempat para pengunjung berkumpul menghabiskan waktu.

 

“Jadi ada dua tempat relokasi PKL. Pertama di kawasan pecinan ketandan di belakang Ramayana, di toko makmur jaya itu sebenarnya sudah dibeli pemda. Kedua di samping parkir Beskalan depan Ramai mal itu juga kita sudah membeli lahan untuk kita jadikan lokasi perluasan,” jelasnya.

 

Pembangunan kedua tempat baru bagi pedagang Teras Malioboro 2 itu direncanakan selesai pada akhir 2024. Kemudian pemindahan para pedagang akan dilakukan pada 2025 mendatang.

 

“Coba kita nanti branding dan berdayakan, yang nyaman tidak hanya kita buat untuk PKL tapi juga pengunjung bisa nyaman. Ini yang secara bertahap dilakukan teman-teman kota,” kata Wisnu.

 

Pemda DIY mengalokasikan anggaran sekitar Rp69 miliar untuk pembangunan dua lokasi tersebut. Rp43 miliar untuk bangunan di Ketandan dan Rp26 miliar untuk di Beskalan. Konsep dua bangunan yang disiapkan itu pun akan berbeda, sesuai dengan konsep bangunan yang sudah memiliki ciri khas di kawasan tersebut.

 

“Sekarang sedang proses pembangunan di dua lokasi. Kalau rencana selesai di akhir 2024. Fisiknya termasuk interior. Eksekusi pemindahan rencananya 2025. Nanti kita akan berdiskusi kembali dengan pemerintah kota untuk hal itu,” pungkas Wisnu.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *