Sumbu Filosofi Akan Selalu Dievaluasi Oleh UNESCO, Masyarakat Bisa Ikut Menjaga

Sumbu Filosofi Akan Selalu Dievaluasi Oleh UNESCO, Masyarakat Bisa Ikut Menjaga

Yogyakarta suarapasar.com – Pasca ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, keberlangsungan Sumbu Filosofi akan selalu dievaluasi oleh UNESCO.

 

Sekda DIY, Beny Suharsono mengatakan menjaga keberadaan Sumbu Filosofi memang tidak mudah. Apalagi, harus ada manfaat positif yang dihasilkan untuk masyarakat.

 

Karena saat ini Sumbu Filosofi sudah menjadi milik dunia, maka Beny berharap masyarakat bisa ikut menjaga dan memanfaatkannya.

 

“Kita harus bisa meningkatkan kesejahteraan. Salah satunya adalah menjual nilai. Kita sudah diakui dunia, jadi kita punya nilai yang lebih,” ujar Beny usai pertemuan dengan Gubernur DIY di Gedhong Wilis, Kepatihan Yogyakarta , Jumat, (22/9/2023).

 

Berbeda dari beberapa negara yang mengajukan penetapan warisan dunia, Sumbu Filosofi ditetapkan oleh UNESCO tanpa rekomendasi khusus. Pengajuan berjalan mulus, tanpa sanggahan, dan sangat cepat.

 

Beny mengatakan, bukan tanpa alasan, hal ini terjadi karena sejak jauh hari Pemda DIY telah menyiapkan dokumen pengajuan selengkap-lengkapnya. Usai Sumbu Filosofi Yogyakarta disahkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, akan ada management planning untuk dilakukan perbaikan di beberapa lini yang diperlukan. Terutama yang paling diperlukan adalah keterlibatan publik yang arahnya adalah peningkatan kesejahteraan.

 

“Sumbu Filosofi ini bukan benda, jadi perlu ekstra dalam penjagaannya. Di dalamnya ada perencanaan dan pengamalan bersama masyarakat. Bagaimana masyarakat kota Jogja dan Bantul, dilibatkan untuk ikut menjaga. Kami akan berjalan dengan dan akan menghasilkan tindak bersama,” kata Beny.

 

Tenaga Ahli Dinas Kebudayaan DIY sekaligus Dosen Arkeologi FIB UGM, Daud Arif Tanudirjo mengatakan UNESCO hanya mendorong supaya DIY melaksanakan segera apa yang sudah direncanakan sebelumnya mengenai Sumbu Filosofi ini.

 

“Jadi itu berupa support dari mereka rekomendasinya. Hanya dorongan untuk melaksanakan management plan. Kan sudah ada di dalam dossier itu management planning-nya, jadi UNESCO hanya menekankan. Misalnya saja pendekatan pembangunan kota itu berdasarkan history landscapes. Itu saja,” jelas Daud.

 

Selain itu Daud mengatakan, akan dilakukan kajian dari daya dukung dan kajian dampak warisan budaya pada kawasan tersebut. Menurutnya semua sudah ada di dalam management planning Sumbu Filosofi.

 

“Tadi beliau Ngarsa Dalem meminta supaya ini kan udah diakui, sehingga bagaimana betul-betul bisa mendukung visi misi beliau yang tercantum dalam RPJMD, yaitu kan memuliakan masyarakat Jogja. Beliau berpesan, supaya terbuka semua dan masyarakat nanti bisa ikut partisipasi,” ujar Daud.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi menuturkan, proses hingga Sumbu Filosofi ini diakui dunia tidak mudah. Dian menjelaskan, proses pengumpulan dokumen sudah dilakukan sejak 2010 lalu. Banyak data yang di eksplor dan dikaji pada tahun tersebut.

 

“Kalau saya pikir dari tahun 2010 itu kita sudah mulai eksplorasi semua data. Kemudian 2014 kita sudah mulai sounding untuk menginisiasi wacana tersebut kepada publik dan pemerintah pusat. Kita menyiapkan dossier pra nominasi yang harus masuk ke tentative list terlebih dahulu,” papar Dian.

 

Selain DIY, ada 8 provinsi lain di Indonesia yang mengajukan list pra nominasi. Dari 9 provinsi yang masuk di dalam tentative list kemudian dikawal, dikunjungi dan diseleksi siapa yang paling. Terpilih 2, yaitu Kebun Raya Bogor dan Sumbu Filosofi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *