Terima Adipura, Pengelolaan Sampah Jadi PR Kulon Progo
Kulon Progo, suarapasar.com : Kulon Progo berhasil meraih Piala Anugerah Penghargaan ADIPURA Tahun 2023 untuk Kategori Kota Kecil.
Namun disisi lain, Kulon Progo juga masih memiliki pekerjaan rumah (PR) terkait pengelolaan sampah.
Penjabat Bupati Kulon Progo, Srie Nurkyatsiwi mengakui adanya PR pengelolaan sampah di Kulon Progo. Setoran sampah dari warga ke TPA Banyuroto yang terus bertambah harus bisa dikendalikan.
“Nah itu kembali lagi ke PR sampah ini kan juga pastinya kan butuh komitmen karena kan tadi sudah disampaikan Pak Ari# jangan sampai nanti itu cepat penuh gitu kan. Karena apa pasti kan karena sampah dari teman-teman menerima masyarakat yang sejenis kalau sudah diolah dari rumah tangga atau apapun dari sekecil apapun masyarakat, hasilnya kan untuk yang masuk sana itu benar-benar yang sudah residu gitu kan?” kata Siwi, usai menghadiri peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Kabupaten Kulon Progo, di Halaman Pemkab Kulon Progo, Selasa, (25/6/2024).
Siwi menjelaskan pengelolaan sampah tidak berhenti pada penurunan sampah yang disetor ke TPA. Namun sejatinya pengelolaan sampah yang baik, dukungan sinergi banyak pihak akan berdampak pada peningkatkan ekonomi masyarakat. Semua itu memerlukan dukungan lintas sektor mulai dari teknologi pengolahan sampah, hingga pemasaran produk kreatif olahan sampah.
“Tidak hanya penurunan sampah yang disetor ke TPA. Saat masyarakat memilah ini kan juga ada sesuatu nilai tambah dari apa yang mereka lakukan atau melalui bank sampahnya. Jadi, sebetulnya ini kan semua pihak bisa masuk , tidak hanya dari DLH. Tapi saat mereka memanfaatkan sampah tadi kan sudah kelihatan ya di display itu kan dari sisi teknologinya dari sisi mungkin ekonomi kreatifnya bisa masuk juga kalau sudah umpamanya bicara manajemen usahanya bisa dijual juga nah ini kan masuk bagaimana cara menjualnya pasti butuh sebuah rangkaian sistem proses yang ada di sana. Jadi kan ini memang butuh sebuah komitmen antar sektor,” terangnya.
Sementara itu, Paniradya Pati Keistimewan DIY, Aris Eko Nugroho mengatakan pemda DIY telah menyalurkan dana keistimewaan DIY untuk dukungan sarana prasarana pengelolaan sampah dan lingkungan di tingkat Kalurahan. Bantuan ini diharapkan dapat dioptimalkan untuk mengelola sampah sehingga persoalan sampah selesai di Kalurahan, meminimalisir setoran sampah ke TPA Banyuroto, sehingga umur TPA pun bisa lebih panjang.
Meski begitu, Aris mengaku tidak memasang target pengelolaan sampah selesai di Kalurahan, semua menjadi kewenangan Kalurahan.
“Kalau kami bicara terhadap sampah selesai di Kalurahan ini memang kalau bicara target tahunya ya tergantung kesiapan dari Kalurahan. Ya tapi yang paling pasti apa yang disampaikan oleh Bu Pj tadi bahwa sebenarnya kaitan dengan sampah ini tidak semuanya harus ke TPA Banyuroto. Tapi kalau yang bisa sudah selesai di rumah tangga khususnya di Bank Sampah, TPST, baru sisanya ke TPA Banyuroto,” katanya.
Harapan yang sama disampaikan pemerhati Lingkungan, Saptono Tanjung.
“Sampah itu, harus kita selesaikan di Kalurahan. Di Kalurahan itu kita bisa diselesaikan ditingkat rumah tangga. Jadi sebenarnya sampah itu kalau kita bilang kan banyak yang organik, kemudian bisa melakukan pengolahan itu jadi pupuk organik dll. Jadi sekarang bahwa kita harus melakukan kegiatan ekonomi itu yang sirkular jadi artinya bisa memanfaatkan dari 9R. Prinsip 9R ekonomi sirkular –yang terdiri dari Refuse – Rethink – Reduce – Reuse – Repair – Refurbish – Remanufacture – Repurpose – Recycle . Sehingga ada siklus yang berputar dan bisa memberikan asupan pada masing-masing rantai pasokan maupun rantai makanan yang lainnya sehingga dia akan berputar ke situ lagi,” terang Tanjung yang juga Direktur Yayasan Damar Alam Nusantara ini.