Terus Siaga Minimalisir Dampak Resiko Badai Siklon Tropis Anggrek
Yogyakarta , Badai Siklon Tropis Anggrek diprediksi akan terjadi di DIY pada 18 – 22 Januari 2024, mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang. Selain itu, badai ini juga mengakibatkan terjadi potensi tinggi gelombang 2.5 – 4.0 meter (Rough Sea) di Samudra Hindia selatan Jawa dan Perairan Selatan Yogyakarta.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad mengatakan, Badai Tropis Anggrek berada di Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu. Tekanan rendah di Australia menunjukkan pola angin Baratan (Monsoon Asia) mendominasi wilayah Jawa pada umumnya dan DIY khususnya, yang bertiup dari arah Barat Daya – Barat Laut dengan kecepatan berkisar 20 – 40 km/jam.
Adanya aktivitas MJO di kuadran 4 didukung adanya pertemuan arus angin di wilayah Jawa serta hasil analisis terkini dari profil vertikal kelembaban udara di wilayah DIY pada ketinggian 1.5 – 5.5 km (level 850 – 500 mb) berkisar antara 70 – 95 % (basah), yang menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan dapat terjadi di wilayah DIY bagian Utara – Tengah pada siang-malam hari.
“Kami menghimbau agar masyarakat tidak terlalu panik, tetap siaga untuk menghadapi Siklon Anggrek ini, tetap berada di rumah, tidak terlalu banyak keluar rumah, dan tidak berdiri dan berdiam di bawah pohon,” imbau Noviar.
Noviar dan satuannya saat ini sedang berupaya untuk menekan sekecil-kecilnya dampak risiko Siklon Anggrek.
“Oleh karena itu, masyarakat harus siap siaga. Bencana ini urusan semua pihak, termasuk masyarakat. Sehingga masyarakat sebisa mungkin menyelamatkan apa yang ada di sekitarnya terlebih dahulu,” tambah Noviar.
Menurut Noviar Rahmad, BPBD DIY juga telah mengerahkan banyak potensi untuk bersiaga. Potensi yang disiagakan tidak hanya potensi dari BPBD provinsi dan kabupaten/kota, namun juga para relawan di tingkat kalurahan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi.
“Para relawan di masing-masing kelurahan/ kalurahan melalui Forum Pengurangan Risiko Bencana di Tingkat Kalurahan/ Kelurahan akan dengan sigap menangani apabila terjadi dampak buruk, seperti misalnya pohon tumbang. Apabila tidak mampu tertangani di level kalurahan/kelurahan maka potensi dari kabupaten/kota serta provinsi akan diterjunkan untuk membantu percepatan penanganan,”terangnya.
Optimalisasi penerjunan relawan ini dilakukan, seiring banyaknya potensi pohon tumbang yang diprediksi akan terjadi dampak badai siklon anggrek ini.
“Kita bukan patroli, karena relawan di setiap lokasi sudah siaga. Contohnya tadi malam, itu ada sekitar 10 pohon tumbang dan itu sudah terkondisi dengan relawan-relawan yang sudah langsung menangani di masing-masing lokasi kejadian. Bahkan ada satu rumah yang tertimpa pohon di daerah Hargobinangun, juga sudah tertangani oleh relawan yang sudah berada di tingkat kalurahan,” terang Noviar Rahmad, Jumat (19/01/2024).
Noviar menambahkan masyarakat di sepanjang pesisir pantai selatan juga harus lebih waspada karena gelombang tinggi saat ini sudah naik hingga 4 meter.
“Kami berharap tidak sampai ke banjir rob. Kalau banjir rob ini terjadi, nanti jangan sampai kejadian seperti 2018 dulu terulang. Itu yang kami khawatirkan,” ungkap Noviar.
Para nelayan diimbau untuk tidak melaut, dari tanggal 19 – 22 Januari, atau sampai ada himbauan baru dari BMKG.
Sedangkan untuk wisata pantai, Noviar mengakui memang tidak ada penutupan, namun, wisatawan diminta lebih waspada dan mengikuti imbauan petugas yang ada di lokasi.
“Nelayan sudah kita peringatkan untuk tidak melaut dari tanggal 19 – 22 Januari untuk tidak melaut dulu. Kalau untuk wisata masih bisa, sepanjang masih memperhatikan imbauan petugas. Petugas Satlinmas Rescue sudah ada di pesisir selatan semua, untuk mengingatkan kalau ada wisatawan untuk tidak berenang dan mereka harus mematuhi itu,” tegas Noviar.