TPID DIY Sebut Kenaikan Harga Bapok Masih Wajar

Kulon Progo, suarapasar.com : Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional dan Tahun Baru, Tim Pengendali Inflasi Daerah Biro Perekonomian DIY bersama dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok pangan di Pasar Wates, dillanjutkan dengan mengunjungi produsen telur di Karangsari , Pengasih, dan pengusaha beras di Ngestiharjo, Wates.

 

Beberapa harga bahan pokok berdasarkan hasil pantauan adalah beras Rp12.800, beras menthik wangi Rp14.200, telur ayam Rp26.000, cabe rawit Rp85.000, cabe keriting merah Rp75.000, ikan nila Rp 35.000/Kg, tuna Rp42.000, kembung Rp35.000-Rp42.000, daging ayam Rp32.000, daging sapi kualitas terbaik Rp145.000, bawang merah Rp 30.000, bawang putih Kating Rp36.000, bawang putih Sinco Rp31.000, gula pasir Rp17.000, Minyak Kita Rp14.500, dan kedelai Rp13.000.

 

Yuna Pancawati, Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam DIY mengatakan berdasar pemantauan, stok bahan pangan pokok di Kulon Progo dalam kategori aman. Diakui, harga beberapa kebutuhan pokok mengalami kenaikan, namun masih dalam ambang batas wajar, karena belum mencapai lebih dari 6%.

“Hari ini kami pemantauan di lapangan khususnya di Pasar Wates di Kabupaten Kulon Progo, kami TPID DIY bersama-sama dengan Pemkab kabupaten Kulon Progo tadi melaksanakan pemantauan harga bahan pokok itu memang relatif ada kenaikan di beberapa bahan pokok, ya ada beras, ada telur kemudian ada gula pasir, minyak, bawang putih,  bawang merah semuanya ada kenaikan lagi, itu memang masih di ambang batas wajar itu ya artinya belum mencapai lebih dari 6% itu,” ungkap Yuna Pancawati, Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam DIY, Rabu (06/12/2023).

Yuna menjelaskan kenaikan harga memang sudah sering terjadi menjelang hari-hari besar, seiring tingginya permintaan. Apalagi, DIY juga merupakan daerah tujuan wisata, sehingga banyak wisatawan yang datang dan menambah permintaan kebutuhan bahan pangan. Yuna berharap, dengan adanya operasi pasar yang dilakukan dari berbagai pihak terkait dapat menjaga kestabilan harga.

 

“Jadi memang itu faktor permintaan di akhir tahun ini banyak wisatawan yang mungkin akan hadir di DIY dan juga banyaknya meeting dan juga banyaknya kegiatan-kegiatan di akhir tahun,  sehingga permintaan meningkat, itu tentunya harganya akan sedikit naik. Desember itu pasti harga naik tapi di bulan itu juga pun nanti akan menurun, yang penting sekarang ada ketersediaan bahan pokoknya itu ada, sehingga masyarakat mendapatkan komoditas-komoditas bahan pokok yang ada,” tambahnya.

 

Ana dan Dati pedagang sembako di pasar Wates berharap harga sembako bisa stabil dan tidak terlalu tinggi. Tingginya harga berdampak pada penurunan daya beli. Disisi lain, pedagang membutuhkan modal lebih banyak untuk membeli bahan pokok.

 

Sementara itu, Kusnanto, produsen telur dari Karangsari mengatakan harga telur saat ini masih relatif stabil karena patokan harga produsen sesuai dengan kesepakatan asosiasi. Ia berharap harga pakan, terutama jagung tidak mengalami kenaikan signifikan, karena akan mempengaruhi harga telur.

 

“Biasanya ada trend naik, namun kalau kita lihat dalam kondisi sekarang, mengacu pada bulan Mulud banyak orang hajad harga tetap stabil. Karena harga sekarang kita mengacunya tidak pada peternak langsung tapi ada kesepakatan harga, tidak boleh mmenentukan harga sendiri, asosiasi,” ungkap Kusnanto.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *