Jelang Idul Adha , Pemda DIY Beri Perhatian Khusus Kawasan Pernah Terpapar Antraks
Yogyakarta, suarapasar.com : Berkaitan momentum Idul Adha, Pemda DIY akan memberikan perhatian khusus terhadap wilayah yang pernah terpapar penyakit antraks, khususnya Kabupaten Gunungkidul.
Sekda DIY, Beny Suharsono menyebut perhatian khusus diperlukan untuk mewaspadai peluang munculnya kembali penyakit antraks yang berbahaya di wilayah yang pernah terpapar, karena pertumbuhan bakteri antraks juga terpengaruh musim.
“Selain penyakit mulut dan kuku, kewaspadaan penyakit juga terkait antraks ya. Karena kan musiman. Pada musim tertentu pasca hujan atau panas terua kemungkinan antraks muncul lagi. Kemarin kita mitigasi, belajar dari alam ya kita akan antisipasi,” terang Beny Suharsono, usai paparan kesiapan menjelang Idul Adha di Gedhong Radyosuyoso, Kepatihan, Kamis, (6/6/2024).
Beny menyebut vaksin untuk kekebalan mencegah penyakit antraks juga sudah disiapkan dan didistribusikan ke kabupaten/ kota terutama Gunungkidul yang beberapa kali ada paparan antraks, serta memiliki populasi ternak terbanyak.
“Termasuk vaksin untuk ternak juga sudah disiapkan. Kita kerjasama kabupaten kota terutama Gunungkidul karena memang populasi ternak terbanyak disana. Dan sebelumnya memang ada beberapa titik yang pernah terpapar antraks, dan ada peluang akan kemungkinan timbul lagi jika tidak diantisipasi,” lanjut Beny.
Pihaknya juga melibatkan mahasiswa FKH UGM untuk mendeteksi potensi penyakit yang ada di hewan ternak.
“Kita terjunkan 1410 orang baik itu dokter hewan tenaga medik dan paramedik veteriner dari pemda DIY dan pemerintah Kabupaten/ Kota, maupun BBVET Wates, 360an mahasiswa FKH UGM, dokter hewan relawan Persatuan Dokter Hewan Indonesia DIY, dan tenaga teknis lain seperti penyuluh, ISPI, dll,” jelas Beny.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Hery Sulistio Hermawan mengatakan menjelang Idul Adha, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY telah mengintensifkan pemantauan lalu lintas yang keluar maupun masuk ke DIY.
Pengawasan juga terkait potensi penyebaran penyakit pada ternak seperti Lumpy Skin Disease (LSD), penyakit mulut dan kuku (PMK) dan antraks.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait lain seperti BBVET Wates untuk memastikan hewan ternak yang dijadikan hewan kurban dalam kondisi sehat dan aman dikonsumsi, bebas dari serangan penyakit.
“Kami pantau juga kesehatan hewan dari kabupaten kota dan uji lab untuk mengetahui status PMK dan antraks kepada hewan keluar dan masuk ke DIY,” jelasnya, usai paparan persiapan menjelang Idul Adha di Gedhong Radyosuyoso Kepatihan, Kamis (6/6/2024).
Heri juga mengimbau masyarakat untuk tidak ragu menghubungi petugas poskeswan jika menemukan gejala penyakit pada ternaknya.
“Kadang di lapangan itu tidak tahu mungkin kemarin sehat dan ke depannya bagaimana kan harus selalu dipastikan sehat. Ketika ada kondisi yang perlu masyarakat pastikan jangan ragu bawa ke pos pemeriksaan untuk ditindaklanjuti,” lanjut Heri.
Untuk menjamin kesehatan hewan, petugas juga sudah memberikan vaksin sejak beberapa bulan sebelum ternak dipotong. Hewan ternak asal DIY yang akan dibawa ke luar daerah pun juga akan dilengkapi SKKH Surat Keterangan Kesehatan Hewan.
“Tidak hanya bagi hewan yang akan digunakan di DIY tapi kalau ada peternak yang hewannya mau dijual ke luar DIY kami juga sediakan vaksin gratis. Intinya untuk lalu lintas ternak baik keluar maupun masuk ke DIY itu sudah melalui pemeriksaan kesehatan dan dilengkapi SKKH,” terangnya.
Adapun titik pemotongan hewan kurban yang terdaftar sebanyak 8387 titik , sedangkan penjualan hewan kurban ssbanyak 789 titik.
Sementara itu terkait stok hewan kurban, untuk jenis sapi maupun kambing dalam kondisi surplus. Namun untuk domba memang kurang.
“Sapi potong di di DIY ada sebanyak 36.345 ekor sedangkan kebutuhan ada di angka 26.347 ekor, sehingga jumlahnya surplus sebesar 10.989 ekor. Kambing ketersediaan 39226 kebutuhan 24858, sehingga surplus ada lebih 15900 ekor. Sedangkan untuk domba memang ada kekurangan. Kebutuhan itu 27670, ketersediaan 15685, jadi kekurangan 12034 ekor,” urainya.
Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (APSDA) Setda, DIY Yuna Pancawati mengatakan berdasar pantaun pengawasan di kabupaten / kota se DIY, dapat dipastikan ketersediaan stok hewan kurban cukup dan kesehatan hewan sudah terjamin karena juga telah divaksinasi serta pemantauan dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) secara rutin di setiap daerah.
“Dari sisi harga relatif stabil, tidak ada perubahan yang signifikan,” katanya.